Kisah Sarang Burung Walet Terselamatkan Lantai Beton

Ada dua lubang besar yang ditemukan dekat bangunan sarang burung walet. Beruntung, tak ada sarang yang dicuri.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2018, 14:00 WIB
Sejumlah burung walet berada di sarangnya di kota Myeik, Myanmar, Rabu (10/5). Selain Myanmar, Indonesia juga mengalami peningkatan volume ekspor sarang burung walet ke Tiongkok. (AFP Photo/ Ye Aung Thu)

Liputan6.com, Muara Teweh - Sejumlah bangunan sarang burung walet di Desa Bukit Sawit Kecamatan Gunung Timang Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah, jadi sasaran pencurian sarang walet.

"Upaya pencurian sarang burung walet dengan cara menggali bawah bangunan gagal dilakukan karena pondasi bangunan terbuat dari beton," kata Kapolres Barito Utara AKBP Dostan Matheus Siregar melalui Kapolsek Teweh Selatan, Iptu Jenal Mutakin di Desa Bukit Sawit Kecamatan Teweh Selatan, Jumat (12/1/2018), dilansir Antara.

Menurut Jenal, di bawah atau di samping dua bangunan sarang burung walet berkonstruksi beton ditemukan lubang bekas galian berdiamater 0,5 meter di tempat berbeda yakni milik Rahmat dan Almarhum Marsono diketahui pada Kamis, 11 Januari 2018.

Dua lubang raksasa itu merupakan lubang galian maling yang berusaha masuk ke dalam sarang burung walet milik kedua warga yang berada di desa di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Antang Ganda Utama itu.

"Petugas mendapat laporan adanya lubang di dua tempat tersebut. Saat dicek, petugas menduga dua lubang tersebut merupakan upaya maling yang gagal untuk membobol sarang walet dari dalam tanah," katanya.

Pihaknya menduga dua lubang tersebut merupakan percobaan pencurian sarang burung walet. Upaya maling tersebut gagal lantaran bangunan walet itu sudah dicor lantainya. Akibatnya, usai menggali tanah, maling tidak dapat masuk karena terhalang lantai cor.

"Diharapkan kepada warga untuk lebih berhati-hati dan waspada. Jika melihat hal mencurigakan, segera laporkan ke pihak berwajib agar segera ditindaklanjuti," ujar Jenal.

 

 

 


Harga Sarang Naik

Sejumlah burung walet berada di sarangnya di kota Myeik, Myanmar, Rabu (10/5). Permintaan sarang walet dari kalangan kelas menengah atas Tiongkok terus bertumbuh. (AFP Photo/ Ye Aung Thu)

Harga sarang burung walet Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dalam empat hari terakhir dari tiga jenis mengalami kenaikan setelah anjlok sebelum tahun baru 2018.

"Naiknya harga sarang burung walet ini tentunya disambut gembira para pengusaha dan pembudidaya sarang burung walet di daerah ini karena sebelum tahun baru 2018 mengalami anjlok," kata Muslih, seorang pembudidaya sarang burung walet di Muara Teweh, Senin, 8 Januari 2018.

Menurut dia, harga sarang burung walet yang biasanya diekspor untuk menu sup sarang burung itu naik bervariasi. Naiknya harga sarang burung walet itu sudah diprediksi biasanya anjlok menjelang tahun baru dan kembali membaik setelah awal tahun.

Untuk jenis mangkok, sebelumnya hanya Rp 9 juta per kilogram kini naik antara Rp 13 juta-Rp 14 juta, jenis patahan sebelumnya Rp 7 juta naik menjadi Rp 12 juta, dan jenis sudut dari Rp 7 juta menjadi Rp 9 juta - Rp 10 juta per kilogram.

"Harga ini diperkirakan kembali turun terutama saat menjelang tahun baru Imlek pada Pebruari 2018 nanti, setelah itu biasanya harga normal lagi sekitar bulan Maret," katanya yang biasa panen sarang burung walet setiap 60 hari sekali.


Pajak Sarang Burung Walet

Sarang Burung Walet. Foto: sarangburungwalet123

Sementara, Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah Barito Utara Aswadin Noor mengatakan saat ini pihaknya gencar melakukan sosialisasi pemberlakuan pajak sarang burung walet di sembilan kecamatan guna memaksimalkan pendapatan asli daerah setempat.

"Tahun lalu sudah empat kecamatan yang telah dilakukan sosialisasi, sedangkan lima kecamatan lainnya dilakukan tahun 2018," katanya.

Menurut Aswadin Noor, kecamatan yang telah dilakukan sosialisasi antara lain Kecamatan Lahei, Teweh Baru, Montallat dan Teweh Tengah.

"Meski lima kecamatan masih belum dilakukan sosialisasi, pemberlakuan pajak sarang burung walet tetap diterapkan sejak September 2017 sebesar 10 persen dari harga pasaran umum, pajak sarang burung walet merupakan salah satu dari 11 pajak daerah," katanya.

Dari 1.469 rumah sarang burung walet yang tersebar di sembilan kecamatan di Barut yang ada berbeda dengan pajak daerah lainnya, yang terpusat di kabupaten.

Rumah sarang burung walet 76 persen lebih berada di kecamatan dan desa sehingga peran perangkat kecamatan dan desa dalam pemungutan pajak sarang burung walet semakin besar dan penting.

"Memang belum semua sarang burung walet tersebut berproduksi dan belum menjadi wajib pajak. Namun, pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung pengelola rumah sarang burung walet yang telah dibangun dapat berproduksi sehingga mendorong perekonomian daerah dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Aswadin Noor.

Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah pada 2018 menargetkan penerimaan pajak sarang burung walet sebesar Rp 1,6 miliar yang merupakan salah satu sumber penerimaan potensial pendapatan asli daerah setempat.

"Pajak sarang burung walet ini baru diberlakukan pada September 2017 dan tahun ini ditargetkan melonjak tajam mencapai Rp 1,6 miliar," kata Aswadin.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya