Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana membuka keran impor beras khusus untuk menurunkan harga beras yang tengah melambung. Namun, langkah impor ini dinilai justru akan membuat petani semakin menderita.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, sebenarnya gejala kenaikan harga beras sudah terasa sejak November 2017. Namun sayangnya, pemerintah tidak memiliki persiapan untuk mengantisipasi hal tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Sebenarnya gejala kenaikan harga beras sudah lama terlihat sejak bulan November, tapi persiapan kurang," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Dengan baru dibukanya keran impor saat ini, dia memperkirakan akan berdampak pada anjloknya harga beras petani saat musim panen mendatang. Sebab, pada Februari-Maret mendatang akan ada panen raya di dalam negeri.
"Imbasnya kalau impor beras jelas akan merugikan petani. Sekarang di beberapa daerah mulai masa tanam, tapi pasar nanti diguyur beras impor. Mana ada petani yang mau tanam padi? Harga gabah dalam 3 bulan ke depan pasti jatuh di saat petani panen," kata dia.
Menurut Bhima, jika mengutip data Kementerian Pertanian (Kementan), pada Maret 2018 produksi padi diprediksi kembali meningkat sebesar 11,9 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan ketersediaan beras sebanyak 7,47 juta ton, sementara konsumsi hanya sebesar 2,5 juta ton.
Dari jumlah tersebut terdiri dari lahan panen di Jawa Barat seluas 222.186 hektare, Jawa Tengah 335.723 hektare, Jawa Timur 237.626 hektare, dan provinsi lainnya 842.856 hektare, sehingga total luas wilayah panen mencapai 1.638.391 hektare.
"Artinya surplus 4,971 ton. Itu data Kementan semua. Kalau surplus kenapa harus impor. Padahal bulan Maret nanti produksi beras prediksi Kementan mencapai puncaknya," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Daftar Lengkap Kenaikan Harga Beras di Pasar Cipinang
Harga beras cenderung naik di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Sisi lain stok beras pun cenderung turun pada Januari 2018.
Stok beras di PIBC mencapai 32 ribu ton. Angka ini lebih rendah sekitar 7 persen persen dibandingkan Januari 2017. Pada 10 Januari 2017, stok beras sekitar 34,81 juta ton. Sedangkan dibandingkan Janauri 2016 lebih rendah 31 persen. per 1 Januari 2016, stok beras mencapai 39,88 juta ton. Demikian mengutip data foodstation.co.id, Jumat (12/1/2018).
Sementara itu, harga beras cenderung naik pada awal tahun 2018. Ini ditunjukkan dari harga-rata beras jenis IR di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Berdasarkan data harga-rata untuk jenis IR di PIBC pada 11 Januari Rp 11.115. Harga ini meningkat 8,9 persen dibandingkan bulan lalu.
Mengutip data foodstation.co.id, harga beras jenis IR per 11 Januari 2018 yaitu harga beras jenis IR 42 sebesar Rp 12.475, IR 64 I sebesar Rp 12.475, IR 64 II sebesar Rp 11.800, IR 64 III sebesar Rp 8.900.
Harga beras jenis IR itu meningkat bila dibandingkan per 11 Desember 2017. Harga beras jenis IR 42 masih di kisaran Rp 11.075, jenis IR 64 I sebesar Rp 10.925, IR 64 II sebesar Rp 10.200, IR 64 III sebesar Rp 7.800. Pada 11 Januari 2017, harga beras jenis IR 42 masih di kisaran Rp 11.000, jenis IR 64 I sebesar Rp 10.150, jenis IR 64 II sebesar Rp 9.100, IR 64 III sebesar Rp 8.150.
Selain itu, harga beras lainnya per 11 Januari 2018 yaitu harga beras Cianjur Kepala sebesar Rp 14.525, Cianjur Slyp sebesar Rp 13.150, setra sebesar Rp 13.550, saigon sebesar Rp 12.700. Kemudian harga beras muncul I sebesar Rp 12.600, muncul II sebesar Rp 11.750, muncul III sebesar Rp 11.275.
Sementara itu, harga beras terendah beras medium di PIBC pada 11 Januari 2018 yaitu harga beras jenis muncul III sebesar Rp 11.275 (harga eceran tertinggi beras medium Rp 9.450). Pada 11 Desember 2017, harga beras jenis muncul III masih di kisaran Rp 9.750. Harga beras jenis medium yaitu muncul III naik sejak pertengahan Desember 2017.
Harga beras per 12 Januari 2018 di Pasar Induk Beras Cipinang
Pada 12 Januari 2018, harga beras IR 42 di kisaran Rp 12.600, harga beras IR 64 I berada di kisaran Rp 12.475, harga beras IR 64 II di kisaran Rp 11.825, dan harga beras IR 64 III di kisaran Rp 8.900.
Sedangkan harga beras Cianjur Kepala di kisaran Rp 14.525, Cianjur Slyp sebesar Rp 13.275, setra sebesar Rp 13.550, saigon sebesar Rp 12.700. Sementara itu, harga beras muncul I di kisaran Rp 12.600, muncul II di kisaran Rp 11.750, dan muncul III di kisaran Rp 11.275.
Bila melihat data Kementerian Perdagangan, beras medium per 19 Desember 2017 berada di kisaran Rp 10.843 per kilogram/kg. Bila dibandingkan harga beras per 31 Janauri 2017 masih di kisaran Rp 10.730 per kg.
Advertisement