Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengakui saat ini stok beras nasional di bawah 1 juta ton, tepatnyadi pada angka 930 ribu ton. Namun, stok ini segera bertambah seiring mulai masuknya masa panen.
Dia mengatakan, musim tanam petani sebenarnya sudah terjadi pada Oktober 2017. Dengan masa tanam 3 bulan, maka di Januari ini beberapa lokasi mulai panen.
"Berpikir pakai logika saja, Januari 2018 akan masuk musim panen, dan nanti Februari 2018 akan ada panen puncak, jadi akan bertambah," kata Amran di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dengan adanya masa panen ini, diperkirakan stok beras akan melebihi batas aman seperti yang dikatakan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), yaitu 1 juta ton.
"Doakan saja, nanti kita akan operasi pasar, sehingga harganya akan membaik," tegas dia.
Seperti diketahui, harga beras terus melonjak di pasar. Pemicunya, pedagang kesulitan mendapatkan pasokan yang mulai menipis dari pemasok.
Giarti (40), pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang, mengaku kini sulit mencari pasokan beras yang bisa dijual untuk kemudian diecer kembali ke masyarakat, yang biasanya merupakan jenis medium.
Akibatnya, harga beras jenis medium naik dari biasanya Rp 9.600 per kilogram (kg), menjadi Rp 11.200 per kg.
"Ini ganti harga, kita beli, jual, sudah ganti harga," kata dia kepada Liputan6.com di sela-sela kesibukannya di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Dia menyebut, kenaikan tersebut sudah terjadi dalam dua bulan terakhir. Penyebabnya, pemasok tengah kesulitan mencari beras. Para pemasok terpaksa harus mencari beras dari pemasok lain. Hal ini pun turut mengerek harga beras.
"Gabah enggak ada, pedagang daerah nyari barang dulu. Otomatis dari tangan ke tangan," dia menambahkan.
Beras yang lebih tinggi kualitasnya seperti Pandan Wangi turut mengalami kenaikan. Harganya naik dari biasanya hanya Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per kg menjadi Rp 15.000 per kg.
Giarti menuturkan, pedagang hanya mengambil keuntungan tipis dari penjualan beras. Itu pun juga terpangkas biaya pengiriman dan pengemasan. "Untung Rp 100-Rp 200 per kg. Kan, tonase yang besar," ujar dia.
Senada, pedagang lain bernama Yudi juga mengeluhkan hal yang sama. Saat ini, pasokan beras sangat sedikit. Hal tersebut terlihat dari lamanya beras yang dia pesan.
"Ngumpulin dulu 2 minggu juga dikirim. Biasanya sekarang nih, 3 hari sampai," ujar dia.
Dia menuturkan, beras yang biasa dibeli seharga Rp 10.500 per kg, sekarang menembus Rp 12.500 per kg. Pedagang hanya mengambil keuntungan Rp 100-Rp 200 per kg.
Pedagang biasa memasok beras dari wilayah Jawa Barat, seperti Indramayu. "Belum panen, paling sebulan lagi. Penjual pada malas-malas sekarang, enggak ada untungnya," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Daftar Lengkap Kenaikan Harga Beras di Pasar Cipinang
Harga beras cenderung naik di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Sisi lain stok beras pun cenderung turun pada Januari 2018.
Stok beras di PIBC mencapai 32 ribu ton. Angka ini lebih rendah sekitar 7 persen persen dibanding Januari 2017. Pada 10 Januari 2017, stok beras sekitar 34,81 juta ton. Sedangkan dibanding Januari 2016 lebih rendah 31 persen. Per 1 Januari 2016, stok beras mencapai 39,88 juta ton. Demikian mengutip data foodstation.co.id, Jumat (12/1/2018).
Sementara itu, harga beras cenderung naik pada awal tahun 2018. Ini ditunjukkan dari harga-rata beras jenis IR di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Berdasarkan data harga-rata untuk jenis IR di PIBC pada 11 Januari Rp 11.115. Harga ini meningkat 8,9 persen dibanding bulan lalu.
Baca Juga
Mengutip data foodstation.co.id, harga beras jenis IR per 11 Januari 2018 yaitu harga beras jenis IR 42 sebesar Rp 12.475, IR 64 I sebesar Rp 12.475, IR 64 II sebesar Rp 11.800, IR 64 III sebesar Rp 8.900.
Harga beras jenis IR itu meningkat bila dibandingkan per 11 Desember 2017. Harga beras jenis IR 42 masih di kisaran Rp 11.075, jenis IR 64 I sebesar Rp 10.925, IR 64 II sebesar Rp 10.200, IR 64 III sebesar Rp 7.800. Pada 11 Januari 2017, harga beras jenis IR 42 masih di kisaran Rp 11.000, jenis IR 64 I sebesar Rp 10.150, jenis IR 64 II sebesar Rp 9.100, IR 64 III sebesar Rp 8.150.
Selain itu, harga beras lainnya per 11 Januari 2018 yaitu harga beras Cianjur Kepala sebesar Rp 14.525, Cianjur Slyp sebesar Rp 13.150, setra sebesar Rp 13.550, saigon sebesar Rp 12.700. Kemudian harga beras muncul I sebesar Rp 12.600, muncul II sebesar Rp 11.750, muncul III sebesar Rp 11.275.
Sementara itu, harga beras terendah beras medium di PIBC pada 11 Januari 2018 yaitu harga beras jenis muncul III sebesar Rp 11.275 (harga eceran tertinggi beras medium Rp 9.450). Pada 11 Desember 2017, harga beras jenis muncul III masih di kisaran Rp 9.750. Harga beras jenis medium yaitu muncul III naik sejak pertengahan Desember 2017.
Harga beras per 12 Januari 2018 di Pasar Induk Beras Cipinang
Pada 12 Januari 2018, harga beras IR 42 di kisaran Rp 12.600, harga beras IR 64 I berada di kisaran Rp 12.475, harga beras IR 64 II di kisaran Rp 11.825, dan harga beras IR 64 III di kisaran Rp 8.900.
Sedangkan harga beras Cianjur Kepala di kisaran Rp 14.525, Cianjur Slyp sebesar Rp 13.275, setra sebesar Rp 13.550, saigon sebesar Rp 12.700. Sementara itu, harga beras muncul I di kisaran Rp 12.600, muncul II di kisaran Rp 11.750, dan muncul III di kisaran Rp 11.275.
Bila melihat data Kementerian Perdagangan, beras medium per 19 Desember 2017 berada di kisaran Rp 10.843 per kilogram/kg. Bila dibandingkan dengan harga beras per 31 Januari 2017 masih di kisaran Rp 10.730 per kg.
Advertisement