Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa likuiditas di pasar keuangan Indonesia dalam kondisi terjaga. Hal itu didasari oleh beberapa faktor, seperti Loan to Deposito Ratio (LDR) bank umum, posisi rekening pemerintah pusat di Bank Indonesia (BI), hingga cakupan penjaminan LPS.
Dikutip dari data LPS, Jumat (12/1/2018), LDR bank umum mengalami sedikit penurunan dari 89,1 persen ke angka 88,35 persen. Hal tersebut disebabkan laju pertumbuhan DPK yang melambat lebih besar dari laju pertumbuhan kredit.
Sementara itu, pertumbuhan kredit turun dari 8,26 persen menjadi 7,68 persen. Masih pada periode yang sama, pertumbuhan year on year Dana Pihak Ketiga (DPK) juga melambat dari 10,92 persen ke 9,86 persen.
Posisi rekening pemerintah pusat di BI turun dari Rp 153,55 triliun menjadi Rp 133,35 triliun, yang mana mengindikasikan adanya injeksi likuiditas dari aktivitas fiskal.
Baca Juga
Advertisement
Data sementara menunjukkan realisasi belanja negara pada tahun lalu mencapai Rp 2.001,6 triliun, atau 93,8 persen dari target APBN-P 2017.
Cakupan penjaminan LPS terhitung masih memadai hingga November 2017. Tercatat pada bulan itu, cakupan penjaminan LPS adalah sebesar 99,90 persen dari total rekening simpanan, dan sebesar 52,36 persen dari total nominal simpanan di perbankan.
Di sisi lain, JIBOR Rupiah relatif stabil di semua tenor jika dilihat secara point to point, yakni 3 Januari 2018 dibanding 8 Desember 2017. JIBOR overnight, 6 bulan, dan 12 bulan, tidak mengalami perubahan, dengan posisi pada 3 Januari 2018 untuk masing-masing tenor sebesar 3,90 persen, 5,69 persen, dan 5,98 persen.
Terkait tenor 1 bulan dan 3 bulan, itu sedikit mengalami kenaikan sebesar 2 bps, dengan posisi pada 3 Januari 2018 masing-masing sebesar 5,03 persen dan 5,31 persen.
Mengacu kepada data tersebut, LPS memperkirakan risiko likuiditas pada tiga bulan ke depan cenderung netral. Kenaikan fed rate pada Desember lalu, serta kemungkinan kenaikan lanjutan pada Maret 2018 akan menjadi faktor downside risk bagi pergerakan arus modal dan perkembangan likuiditas dalam negeri.
Namun begitu, LPS menilai kebijakan moneter yang longgar dan pertumbuhan kredit yang masih rendah mengurangi risiko likuiditas dalam jangka pendek.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: