Kementan Klaim Beras Cukup, Data Perlu Diuji

Tinggi harga beras perlu menjadi pertanyaan karena pada saat yang sama Kementerian Pertanian mengklaim pasokan beras mencukupi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Jan 2018, 20:14 WIB
Seorang kuli angkut memanggul beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Penetapan HET beras kualitas medium zona Sumatera, NTT serta Kalimantan Rp 9.950 dan 13.300 per kilogram untuk kualitas premium. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait kecukupan beras perlu diuji. Pasalnya, harga beras di pasaran melejit sehingga berujung impor.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan, tinggi harga beras perlu menjadi pertanyaan karena pada saat yang sama Kementerian Pertanian mengklaim pasokan beras mencukupi.

"Jadi kalau kita merujuk dari data Kementan produksi beras kita surplus. Tapi pertanyannya mengapa harga beras ini justru naik. Dan mengapa Bulog stoknya tidak cukup. Dia kan sudah amanat harus punya stok 10 persen dari kebutuhan pangan nasional kita artinya dia punya 3-4 juta ton tapi enggak sampai 2 juta ton," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Dengan kondisi yang terjadi, ada kemungkinan data terkait pasokan pangan khususnya beras bermasalah. Artinya, data tersebut patut diuji. "Menurut kita ini pertama data soal pangan tidak benar," ujarnya.

Catatan selanjutnya, kata dia, pemerintah melalui Perum Bulog tak mampu mengontrol pasokan pangan terutama beras. Kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu mengevalusi kinerja Kementerian Pertanian.

"Sebaiknya Presiden mengevaluasi bila perlu memberhentikan Mentan, karena telah membuat kerugian konsumen dan juga petani," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Stok Beras di Bawah 1 Juta, Mentan Yakin Bertambah di Februari

Pedagang melihat beras dagangannya di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengakui, saat ini stok beras nasional di bawah 1 juta ton, tepatnya pada angka 930 ribu ton. Namun, stok ini segera bertambah seiring mulai masuknya masa panen.

Dia mengatakan, musim tanam petani sebenarnya sudah terjadi pada Oktober 2017. Dengan masa tanam tiga bulan, maka pada Januari ini beberapa lokasi mulai panen.

"Berpikir pakai logika saja, Januari 2018 akan masuk musim panen, dan nanti Februari 2018 akan ada panen puncak, jadi akan bertambah," kata Amran di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/1/2018).

Dengan adanya masa panen ini, diperkirakan stok beras akan melebihi batas aman, seperti yang dikatakan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), yaitu 1 juta ton.

"Doakan saja, nanti kita akan operasi pasar, sehingga harganya akan membaik," tegas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya