Bio Farma: Negara Islam Pengimpor Tak Masalahkan Vaksin Difteri

Sekitar 50 negara Islam yang mengimpor tidak ada masalah dengan vaksin difteri buatan Bio Farma

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2018, 16:00 WIB
Seorang paramedis menyiapkan vaksin difteri untuk diberikan kepada siswa di sebuah sekolah dasar pada hari pertama sebuah kampanye di Tangerang, Senin (11/12). (AP Photo / Tatan Syuflana)

Liputan6.com, Jakarta Produsen vaksin dalam negeri, Bio Farma, mengekspor vaksin ke 136 negara, temasuk ke negara-negara Islam. Sekitar 50 negara Islam yang mengimpor tidak ada masalah dengan vaksin difteri buatan perusahaan yang 100 persen milik negara ini.

"Di negara Islam yang lain tidak ada isu, di 50 negara tadi, tapi di Indonesia mungkin perlakuannya sedikit berbeda," kata Direktur Utama PT Bio Farma, Juliman, usai acara Forum Merdeka Barat di Jakarta ditulis Sabtu (13/1/2018).

Untuk sementara, produksi vaksin difteri memang tidak dieskpor. Bio Farma memprioritaskan kebutuhan dalam negeri terkait meningkatnya kebutuhan vaksin usai kejadian luar biasa difteri di sepanjang 2017.

"Semua yang semula (vaksin yang) kami rencanakan mau diekspor, kami setop dulu. Kami minta jadwalkan ulang. Yang penting bereskan dulu KLB ini," kata Juliman.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:


Vaksin difteri tidak bersinggungan dengan enzim babi

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Di acara yang sama, Juliman juga mengatakan bahwa kelompok vaksin difteri tidak menggunakan enzim babi."Di (vaksin) difteri itu enggak ada," tekannya.

Terkait halal haram, Juliman menyerahkan sepenuhnya pada Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Istilah halal haram bukan kami, pabrikan yang menetapkan, harus MUI. Tapi kami tidak pakai," ujar Juliman lagi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya