Dokter Gedung Putih Sebut Donald Trump Sehat Walafiat

Usai melakukan pemeriksaan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kepala dokter Gedung Putih mengumumkan bahwa sang presiden sehat

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 14 Jan 2018, 17:00 WIB
Presiden AS Donald Trump tersenyum saat berbicara di telepon pada malam natal di Palm Beach, AS (24/12). Donald Trump dan istrinya sibuk berbicara di telepon dengan anak-anak saat mengiktui NORAD Tracks Santa. (AFP Photo/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Washington, DC - Usai melakukan pemeriksaan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kepala dokter Gedung Putih mengumumkan bahwa sang presiden sehat walafiat.

"Presiden dalam kondisi kesehatan yang sangat baik ... sangat sehat," kata dokter Gedung Putih, dokter Laksmana AL AS Ronny Jackson seperti dilansir BBC (14/1/2018).

Jackson melanjutkan bahwa hasil pemeriksaan detail akan diumumkan pada Selasa, 16 Januari 2018 mendatang.

Kesimpulan akhir tentang kesehatan Donald Trump itu merupakan hasil dari pemeriksaan selama tiga jam yang dilakukan oleh tim medis Gedung Putih dan para dokter militer AS pada Jumat, 12 Januari 2018.

Pemeriksaan kesehatan itu merupakan yang pertama sejak Trump menjabat sebagai presiden AS pada Januari 2017.

Pada pemeriksaan itu, tidak ada tes kejiwaan yang dilakukan oleh tim medis dan dokter. Namun, sebuah buku kontroversial yang baru-baru ini rilis memicu spekulasi tentang kesehatan mental sang presiden yang dinilai 'tak layak untuk memimpin'.

Menurut Michael Wolff, penulis buku 'Fire and Fury: Inside the White House', semua staf dan asisten Gedung Putih melihat Trump sebagai 'seorang anak-anak'.

Trump menanggapi tudingan itu dengan mengatakan bahwa buku Wolff 'penuh dengan kebohongan'. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson juga menolak menyebut Donald Trump memiliki masalah kesehatan psikis.

 

 


Cenderung Ada yang Ditutup-tutupi

Presiden AS, Donald Trump meniup air selama pidato keamanan nasional di Gedung Ronald Reagan di Washington, DC (18/12). Dalam pidatonya Trump menyatakan tentang strategi baru untuk Keamanan Nasional AS. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Tim dokter memeriksa Donald Trump pada Jumat, 12 Januari 2018 di Walter Reed Medical Center, Bethesda, Maryland, Virginia.

Ronny Jackson, yang menjabat sebagai Physician to the President adalah satu dari sekian dokter yang melakukan pemeriksaan. Beberapa dokter merupakan tim medis dari militer Amerika Serikat.

Jackson juga merupakan dokter resmi untuk Presiden Barack Obama.

Menjelang pemeriksaan hari Jumat, Gedung Putih menjelaskan bahwa hal itu akan berfokus pada kesehatan fisiknya.

Dr Jackson mengatakan akan membeberkan hasil pemeriksaan detail pada Selasa, 16 Januari 2018. Namun, keputusan akhir -- terkait seberapa banyak data dan hasil apa yang akan dibeberkan -- tetap berada di tangan Gedung Putih

Istana kepresidenan AS itu memang memiliki sejarah panjang untuk menyeleksi data kesehatan para presiden yang menjabat, kata Barbara Perry, direktur Miller Center for Presidential Studies, University of Virginia.

Gedung Putih, saat melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap John F Kennedy (1917-63), pernah mengungkap bahwa JFK memiliki sejumlah luka akibat keterlibatannya dalam Perang Dunia II.

"Namun, Gedung Putih tak mengungkap fakta bahwa JFK menderita Addison disease, sebuah penyakit regeneratif," lanjut Perry.

 


Mempertanyakan Kesehatan Trump

Donald Trump dan PM Abe saling tanda tangan topi golf dilanjutkan makan siang bersama (JIM WATSON / AFP)

Para ahli kesehatan mempertanyakan status kesehatan Donald Trump, meski Gedung Putih telah menyatakan kalau sang presiden 'sehat walafiat'.

Apalagi mengingat perawakan tubuh Trump yang tampak obesitas dan kurang berolahraga. Tak hanya itu, pada sejumlah kesempatan, sang presiden terlihat -- atau setidaknya ada yang melihatnya -- mengonsumsi makanan tak sehat alias junk food.

Buku "Let Trump Be Trump" yang ditulis oleh manajer kampanye Trump pada Pilpres 2016 juga mengklaim bahwa Trump memiliki empat makanan favorit, dan semuanya adalah junk food, seperti; ayam goreng, piza dan kola.

Sang presiden juga dapat makan 'dua burger daging, dua burger ikan, dan milkshake cokelat untuk makan malam.

Sara Kayat, seorang dokter dari London, mengatakan kepada BBC bahwa pola diet sang presiden "mengerikan".

"Ia (Trump) mendapat manfaat dari tidak merokok atau minum. Namun, diet dan jarang berolahraga menimbulkan risiko penyakit jantung sebanyak merokok," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya