Jibaku 3 Hari Usai 10 Menit Angin Langkisau nan Dahsyat

Dampak angin langkisau atau puting beliung yang ditimbulkan sungguh mengerikan. Sedikitnya 300 rumah di Banyumas, Jawa Tengah, rusak

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 15 Jan 2018, 09:00 WIB
Bencana puting beliung atau angin langkisau menerjang empat desa di dua kecamatan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 300 rumah rusak. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Bencana terjangan angin langkisau atau puting beliung disertai angin kencang di empat desa Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis sore (11/1/2018), hanya berlangsung singkat, berkisar 10-15 menit.

Namun, dampak yang ditimbulkan sungguh mengerikan. Sedikitnya 300 rumah rusak. Selain merusak rumah, angin langkisau juga merusak gedung sekolah dan rumah ibadah.

Bencana itu terjadi di empat desa dua kecamatan, yakni Desa Banteran, Klapagading Wetan dan Klapagading Kulon Kecamatan Wangon, serta Desa Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang.

Pohon bertumbangan. Atap rumah terlempar puluhan meter. Pohon-pohon itu menimpa puluhan rumah penduduk. Hanya di Desa Klapagading saja, ada dua rumah penduduk yang ambruk, rata dengan tanah.

Untuk menggambarkan betapa dahsyatnya angin langkisau, pohon kelapa sampai menumpang di atap rumah penduduk usai tercerabut dari akarnya. Pohon kelapa itu tumbang dan terlempar ke perumahan penduduk yang berjarak lebih dari 10 meter.

Diperlukan waktu yang panjang dan tenaga yang tak sedikit untuk menyingkirkan pohon yang menimpa rumah penduduk. Hingga hari Minggu, 14 Januari 2018, atau tiga hari pasca-terjangan angin langkisau, ratusan relawan masih berjibaku menyingkirkan batang pohon yang menimpa rumah penduduk.


BPBD dan Relawan Hanya Andalkan Alat Manual

Batang pohon yang besar menyebabkan relawan kesulitan menyingkirkannya dari atap rumah penduduk. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo mengakui, para relawan hanya mengandalkan alat ringan untuk menyingkirkan batang pohon yang menimpa rumah penduduk. Batang pohon besar dan banyaknya rumah terdampak menjadi hambatan paling besar.

Penanganan bencana menjadi lamban lantaran jumlah rumah yang rusak amat banyak. Penyingkiran pohon pun hanya dilakukan dengan cara manual. Mereka mengerahkan belasan mesin senso (pemotong kayu).

"Tidak ada alat berat. Kami mengerahkan mesin senso yang banyak. Ada yang dari BPBD dan ada yang dari relawan gabungan," ucap, Minggu, kepada Liputan6.com.

Relawan gabungan, juga mulai memperbaiki rumah yang rusak. Mereka memanfaatkan material yang masih bisa digunakan dan mengandalkan bantuan BPBD Banyumas.

Tonton video menarik di bawah ini:


Validasi Data Dilakukan Dilanjutkan Distribusi Bantuan

Dahsyatnya puting beliung menyebabkan ratusan pohon tumbang, ada sebagian yang menimpa rumpah penduduk. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)

Mulai hari Minggu ini, ini BPBD Banyumas memang mulai mendistribusikan bahan bangunan rumah (BBR) berupa seng 315 lembar, kalsiboard 86 lembar, dan puluhan kilogram paku berbagai ukuran.

Sementara, sejak Jumat pagi, BPBD telah mendistribusikan logistik untuk warga terdampak dan relawan yang membantu di empat desa. Relawan juga mendirikan dapur umum untuk menyuplai ratusan warga dan relawan yang bekerja bakti.

"Kami juga mendistribusikan family kit, dan susu balita," Kusworo menambahkan.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Adi Chandra mengatakan tiga hari pasca-bencana angin langkisau, BPBD dan relawan juga masih memvalidasi data rumah terdampak, apakah berkategori berat, sedang atau ringan.

"Memang batang pohonnya kebanyakan besar, hambatannya di situ," Chandra menjelaskan.

Validasi dilakukan untuk mengetahui jumlah bantuan BBR yang didistribusikan. BPBD memprioritaskan rumah yang terdampak berat atau roboh dan sedang.

Heriana menuturkan, malam setelah terjangan angin langkisau, 20 rumah warga tak bisa ditempati. Pasalnya, batang pohon berukuran besar menimpa atap dan belum berhasil disingirkan. Namun saat ini hanya rumah rusak berat dan roboh yang tak bisa ditempati.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya