Liputan6.com, Jakarta - Tetty Siahaan (50), seorang karyawan swasta, sempat mendengar suara gemuruh sesaat sebelum ambruknya balkon di lantai 1, Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Tetty menuturkan, ketika itu ia tengah mencari tempat makan siang. Saat ingin keluar gedung, melewati lobi utama, ia mendengar suara bergemuruh. Namun, ia tak menyangka balkon di lantai 1 roboh.
Advertisement
"Suara gemuruh. Saya kirain satu gedung roboh. Enggak tahunya dinding sama balkon," tutur Tetty di RS Siloam, Semanggi, Jakarta, Senin (15/1/2018).
Tetty mengaku tidak bisa menggambarkan secara detail bagaimana proses ambruknya balkon di lantai 1 itu. Sebab, ketika itu suasananya langsung gelap karena dipenuhi debu tebal akibat reruntuhan balkon.
"Langsung itu di lobi debu semua. Enggak bisa ngelihat, enggak bisa nafas juga," kata dia.
Sulit Cari Jalan Keluar
Bahkan, ucap Tetty, ia sempat kesulitan mencari jalan keluar dari lokasi kejadian. Alhasil, ia dan para korban lain merobohkan dinding kayu di salah satu kedai kopi.
"Saya robohin itu tembok Starbucks. Saya ratain baru kita-kita keluar," ucap dia.
Tetty mengaku ia merasakan sakit di kepala dan pinggangnya. Ia pun meminta pihak RS melakukan rontgen.
"Saya maunya dirontgen, kepala pusing, pinggang sakit. Tapi sudah dibolehkan pulang ini," ucap dia.
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement