Cerita Jokowi Dapat Pesan Jaga Persatuan RI dari Raja Salman

Jokowi membuka acara Muktamar XII Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah atau Jatman di Pendopo Kabupaten Pekalongan.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 15 Jan 2018, 21:39 WIB
Presiden Jokowi di Pendopo Kabupaten Pekalongan. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka acara Muktamar XII Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah atau Jatman di Pendopo Kabupaten Pekalongan.

Dalam pembukaan tersebut Jokowi menceritakan pengalaman bertemu Sri Baginda Raja Salman dan Presiden Afghanistan Asraf Ghani yang kagum melihat keanekaragaman budaya Indonesia.

"Raja Salman mengaku sangat kaget, dan mengatakan Indonesia negara besar dengan penuh keberagaman," kata Jokowi, Senin (15/1/2018).

Raja Salman juga bepesan agar hati-hati menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Namun saya sampaikan sudah 72 tahun Indonesia bisa mempertahankan kesatuan dan persatuan," papar Jokowi.

Jokowi menyatakan, cerita tersebut menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu mempertahankan kesatuan walaupun memiliki keberagaman budaya.

"Namun walaupun demikian, dengan kekayaan budaya yang dimiliki, potensi konflik tetap ada, saya berharap dengan adanya acara ini dapat mempersatukan masyarakat Indonesia, dan dapat menekan gesekan antaragama," harap dia.

Begitu pula, ketika bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Ahmadzai, Presiden Jokowi mendapatkan sejumlah pesan penting terkait keberagaman.

"Kemarin saat Presiden Afghanistan datang ke sini, kita juga sampaikan hal itu. Beliau juga kaget dan berpesan kepada saya hati hati negaramu. Dengan keberagaman itu, sangat sulit untuk menjaganya," ungkap Jokowi.


Tak Hafal Nama Suku

Presiden Jokowi dan Rois Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah Habib Luthfi. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Dia pun mengaku tak mampu jika diminta menghafal nama suku yang ada di tanah air.

"Kalau suruh menghafal saya juga tidak bisa, paling apal hanya beberapa saja. Yang lain lupa, saya hanya hafal 13 saja. Kalau di Afghanistan hanya ada 7 suku, kita sangat banyak," beber Jokowi.

Padahal, Presiden sudah terbang dari sabang sampai merauke untuk berkunjung ke berbagai daerah dengan keberagaman suku bangsa yang berbeda.

"Saya tutup Minggu lalu ke Nias dan ke pulau Rote, ke pulau paling selatan. Saya tidak sanggup menghafal karena terlalu banyak," kata dia.

Jokowi pun berpesan jika ada sengketa segera selesaikan secepatnya. Mulai sengketa yang terjadi antarpersonal hingga antardesa.

"Kalau sengketanya agama apalagi, segera cepatlah selesaikan. Afghanistan saja sampai sekarang 40 tahun perang dimulai sengketa 2 suku. Di sana berkembang teman dari luar dan asli. Makanya pesan penting agar selalu hati-hati dalam dada kesatuan Republik Indonesia," Jokowi memungkasi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya