Liputan6.com, Jakarta Lama pengobatan untuk pasien tuberkulosis (TBC) biasanya memakan waktu selama enam sampai sembilan bulan. Namun, pasien sudah bisa merasakan efek pengobatan selama dua bulan pertama.
"Pasien yang tadinya tidak mau makan, jadi mau makan lagi. Berat badan yang tadinya turun, bisa kembali naik," kata Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan dalam acara 'Kampanye Peduli Kita, Peduli TBC' di Gedung Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Pusat, Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Advertisement
Menyoal hal itu, berat badan yang naik dan nafsu makan yang kembali membuncah, sering dianggap oleh pasien bahwa dia benar-benar sudah sembuh.
Maklum saja, selama mengalami TBC, pasien mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan. Belum lagi batuk berdahak yang terus-menerus terjadi, mengakibatkan pasien sama sekali tak bernafsu.
Gara-gara anggapan yang sudah sembuh itu, pasien jadi berhenti berobat. Mereka tidak tahu bahwa anggapan tersebut salah kaprah. TBC justru masih menggerogoti tubuh, dan belum sepenuhnya bebas dari TBC.
Simak video menarik berikut ini:
Kuman TBC Bermutasi
Setelah pengobatan pasien dihentikan dan merasa sudah sembuh pada dua bulan pertama pengobatan, kuman TBC mengalami mutasi.
"Kuman TBC yang bermutasi ini terus berkembang biak. Lama-lama, kuman itu akan membuat pasien mengalami resisten," kata Erlina menambahkan.
Resisten yang terjadi, pasien mengalami kekebalan obat. Obat TBC, yang seharusnya efektif menjadi tidak bekerja.
Dalam kasus ini, pasien ditangani dengan pemberian suntikan anti TBC tiap hari selama enam bulan pertama, lalu diberikan beberapa jenis obat anti TBC lainnya.
Advertisement