Liputan6.com, Jakarta: Tidak akan ada langkah frontal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyikapi partai-partai politik pendukung pemerintahan yang kerap menunjukkan sikap berseberangan. Demikian ditegaskan Analis politik Yudi Latif terkait pidato Presiden Yudhoyono di Jakarta, Jumat (4/3).
"Sebenarnya SBY tidak punya keberanian untuk `menghabisi` menteri-menteri dari partai-partai tersebut. SBY hanya akan mengurangi menteri-menteri tersebut dan justru akan memberi celah kepada partai-partai lain untuk masuk, sehingga nanti koalisi akan lebih gemuk lagi," ujar Yudhi.
Secara terpisah, pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais mendukung penataan ulang koalisi yang kini dianggap tidak sehat lagi. "Saya kira koalisi sekarang sudah tidak efektif lagi, sehingga sudah saatnya untuk ditata ulang. Saling tahu dirilah. Kalau sudah jelas-jelas berseberangan, maka ambilah posisi yang terhormat. Jangan satu tangan bersalaman, sementara yang lainnya menusuk," kata Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN itu.(CHR/SHA)
"Sebenarnya SBY tidak punya keberanian untuk `menghabisi` menteri-menteri dari partai-partai tersebut. SBY hanya akan mengurangi menteri-menteri tersebut dan justru akan memberi celah kepada partai-partai lain untuk masuk, sehingga nanti koalisi akan lebih gemuk lagi," ujar Yudhi.
Secara terpisah, pendiri Partai Amanat Nasional Amien Rais mendukung penataan ulang koalisi yang kini dianggap tidak sehat lagi. "Saya kira koalisi sekarang sudah tidak efektif lagi, sehingga sudah saatnya untuk ditata ulang. Saling tahu dirilah. Kalau sudah jelas-jelas berseberangan, maka ambilah posisi yang terhormat. Jangan satu tangan bersalaman, sementara yang lainnya menusuk," kata Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN itu.(CHR/SHA)