BPJS TK Tanggung Biaya Konsultasi Psikologis Korban Balkon Ambruk

Selain membayarkan biaya perawatan, BPJS Ketenagakerjaan juga akan memberikan pelayanan yang bersifat psikologis kepada peserta.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jan 2018, 18:00 WIB
Seorang wanita melihat nama-nama korban ambruknya balkon di Tower II Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (15/1). Jumlah korban luka akibat ambruknya balkon tower II BEI mencapai 77 orang. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyatakan akan menanggung seluruh biaya perawatan dan pengobatan korban ambruknya balkon Tower II Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masuk dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh ‎Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif usai mengunjungi para korban luka di Rumah Sakit (RS) Siloam, Jakarta.

Dia mengungkapkan, kejadian ambruknya balkon tersebut masuk dalam kategori kecelakaan kerja. Oleh sebab itu, BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan pelindungan secara menyeluruh kepada para peserta BPJS yang totalnya sebanyak 12 orang.

"Kejadian di Bursa Efek kemarin merupakan kejadian luar biasa dan merupakan kecelakaan kerja. Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan atau jaminan menyeluruh, atau sampai sembuh," ujar dia di Jakarta, Selasa (16/8/2018).

Bahkan, jika peserta mengalami kecelakaan yang parah dan mengalami cacat, maka BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan pendampingan hingga peserta tersebut mampu kembali bekerja.

"Kami menyampaikan kepada pasien menyampaikan pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan hadir supaya setiap individu tahu hak-haknya. Mereka akan diberikan perawatan sampai sembuh, bila perlu sampai ada program Return to Work atau sampai kembali bekerja," kata dia.

Krishna mengungkapkan, selain membayarkan biaya perawatan dan pengobatan, BPJS Ketenagakerjaan juga akan memberikan pelayanan yang bersifat psikologis kepada pesertanya.

Namun, dia tidak bisa memperkirakan berapa total biaya yang akan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan lantaran seluruh peserta hanya korban luka dan tidak ada korban meninggal.

"Pelayanan yang bersifat psikologis atau apa pun namanya kita cover juga. Petugas kita yang ada di setiap cabang siap melayani pendampingan kepada pasien tersebut. Kita fokus pelayanan kecelakaan kerja. Dan Alhamdulillah tidak ada kematian, jadi pelayanannya lebih kepada kecelakaan kerja," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dugaan Sementara Penyebab Ambruknya Balkon Gedung BEI

Petugas kepolisian berjaga di sekitar lokasi ambruknya balkon Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/1). Puluhan orang jadi korban dalam insiden tersebut. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merilis hasil laporan sementara terhadap kegagalan bangunan gedung tower II Gedung Bursa Efek Indonesia yang terjadi pada Senin, 15 Januari 2018. Kegagalan bangunan di Gedung BEI tersebut menyebabkan 72 orang mengalami luka-luka.

Dari hasil investigasi, Kementerian PUPR menyimpulkan dugaan sementara yakni beban yang terkonsentrasi di satu titik selasar menyebabkan salah satu penggantung terlepas, sehingga memicu penggantung lainnya terlepas. Selain itu, beban yang ada pada saat peristiwa tidak mampu dipikul oleh tumpuan pada dinding vertikal, sehingga memicu kegagalan bangunan.

Dugaan kegagalan bangunan gedung pada selasar mezzanine Lobi Gedung BEI terjadi karena: (a) sling putus, (b) penjepit sling terlepas, (c) baut tidak kencang, (d) baut patah, (e) penurunan kekuatan sling, baut, atau penjepit akibat korosi, (f) robeknya pertemuan baja dengan beton kolom dan/atau balok.

Investigasi tersebut dikembangkan melalui data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan visual, serta analisis terhadap foto dan video CCTV yang beredar. Selain melakukan observasi selama tiga jam di lokasi kejadian, tim juga melakukan wawancara dengan pengelola Gedung BEI serta narasumber yang mengaku sebagai anggota Real Estat Indonesia (REI).

Selanjutnya, tim akan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap kegagalan bangunan BEI ini. Tim akan mengamati lebih dekat, terutama pada area yang diperkirakan sebagai titik pemicu kegagalan bangunan.

Selain itu, kajian lebih lanjut akan dilakukan terhadap dokumen pembangunan gedung. Tim juga berencana akan melakukan simulasi rekonstruksi pembebanan untuk menilai kemampuan struktur dalam memikul beban yang terjadi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya