Ikan Fugu Beracun Terlanjur Terjual, Kota di Jepang Ini Panik

Pihak supermarket di kota Gamagaori, Jepang diketahui menjual lima bungkus ikan fugu tanpa membuang bagian hatinya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Jan 2018, 03:22 WIB
Ikan fugu (AFP)

Liputan6.com, Gamagaori - Salah satu kota di Jepang mengeluarkan peringatan darurat kepada penduduknya untuk tidak mengonsumsi ikan fugu karena pihak produsen lupa membuang bagian organ tubuh ikan yang bahaya apabila dimakan.

Dikutip dari laman AsiaOne, Selasa (16/1/2018), pihak supermarket di kota Gamagaori, Jepang diketahui menjual lima bungkus ikan fugu tanpa membuang bagian livernya.

Diketahui bahwa organ hati atau liver pada bagian ikan itu mengandung racun yang sangat mematikan. Pemerintah setempat pun menyampaikan pernyataan bahwa pihaknya tengah mengidentifikasi lokasi tersebarnya ikan tersebut.

"Kami sudah mengimbau penduduk agar tidak mengonsumsi ikan fugu menggunakan pengeras suara yang tersebar di seluruh wilayah," ujar Koji Takayanagi, pejabat wilayah tersebut.

"Dari lima bungkus ikan yang belum dibuang hatinya, ada tiga yang belum terjual. Sementara dua bungkus lainnya sudah terjual," tambahnya.

Ikan fugu adalah salah satu makanan musim dingin paling mahal di Jepang dan sering disajikan dalam irisan tipis sashimi atau hot pot.

Namun, bagian kulit, usus, ovarium dan hati ikan mengandung racun yang disebut tetrodotoxin yang bisa berakibat fatal.

Tak sembarangan orang boleh menyiapkan ikan fugu. Seorang koki di Jepang harus mendapatkan izin khusus untuk menyiapkan ikan tersebut. Meski demikian, masih ada saja orang yang terbunuh akibat ikan itu.

"Mengonsumsi hati ikan fugu dapat melumpuhkan saraf motorik dan menyebabkan nafas Anda terganggu hingga meninggal dunia," ujar Koji.

 


Tiga Orang Tewas Usai Makan Burung Puyuh

Bukan cuma fugu yang bisa mematikan, tapi juga burung puyuh (quail) Eropa.

Burung membuat sarangnya di tanah. Oleh karenanya, mereka mengonsumsi apapun yang tersebar di atas permukaan tanah.

Serangga, benih, dan buah-buahan kerap ditemukan di sarang buyung puyuh.

Banyak orang yang menyukai hidangan puyuh, karena rasanya yang lebih kaya daripada ayam, meski dagingnya tak terlalu tebal.

Burung puyuh panggang dilaporkan menjadi hidangan favorit Ratu Inggris Elizabeth II saat berkunjung ke Bellamy’s Restaurant di London.

Namun, bahkan seorang ratu pun perlu berhati-hati memakan burung puyuh.

Sebab, tiga pria di Turki dilaporkan tewas usai menyantap burung puyuh panggang. Sebelum meninggal, mereka mengalami sejumlah gejala, termasuk kelumpuhan dan sesak napas hingga mati lemas suffocation.

Diduga, mereka keracunan hemlock (Conium maculatum) -- yang menjadi santapan favorit burung puyuh. Racun itu diduga meresap ke daging puyuh itu.

Pada Zaman Yunani Kuno, hemlock kerap digunakan sebagai racun untuk mengeksekusi mati para tahanan.

Salah satu korbannya yang paling terkenal adalah filsuf Yunani, Sokrates pada 399 Sebelum Masehi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya