Sri Mulyani Pantau Penerapan Pembiayaan Ultra Mikro di Belawan

Sri Mulyani mengaku sangat senang bahwa masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap permodalan.

oleh Reza Efendi diperbarui 16 Jan 2018, 20:23 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memantau langsung Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/1/2018). (Reza Efendi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Medan - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memantau langsung penerapan Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Belawan, Medan, Sumatera Utara. Dalam pantauan ini, Sri Mulyani berdiskusi langsung dengan para nasabah Program UMi yang penyalurannya melalui PT pegadaian (Persero) dan Permodalan Nasional Madani (PNM).

"Dari wawancara yang saya lakukan, adanya UMi menjadi salah satu solusi untuk masyarakat yang membutuhkan akses pendanaan. Karena selama ini masyarakat sulit mendapatkan,” katanya di Belawan, Selasa (16/1/2018).

Para nasabah Program UMi bercerita, sebenarnya akses pembiayaan cukup banyak di Belawan. Namun tantangannya adalah bunga yang sangat tinggi. hal tersebut justru akan membebani nasabah dalam mengembangkan usaha.  

“Saat saya melihat dan berbicara langsung dengan ibu-ibu yang merupakan nasabah dari PNM, mereka semua adalah ibu-ibu yang sangat memiliki sikap dan perilaku untuk membantu ekonomi keluarganya,” ungkapnya.

Menkeu menjelaskan, hal tersebut merupakan sesuatu yang luar biasa, baik dari sisi kemauan ibu-ibu untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga masing-masing. Mereka mendapatkan pinjaman dari PNM bersama-sama melakukan akad kredit, kemudian bersama-sama saling mendukung.

“Kebersamaan itu sendiri, nilainya luar biasa bagi masyarakat. Bisa saling menjaga dan saling solider adalah suatu yang bagus, sehingga program UMi menjadi salah satu bentuk fasilitator untuk memberikan kegiatan-kegiatan rutin dan aktif bagi masyarakat,” jelasnya.

Disebutkam Sri Mulyani, di tahun 2018, APBN menganggarkan Rp 2,5 triliun untuk program UMi. Ada peningkatan dari tahun lalu yang hanya Rp 1,5 triliun, dan diharapkan bisa membantu banyak usaha kecil yang selama ini tidak mendapatkan akses dari perbankan, karena pinjamannya di bawah Rp 10 juta.

Saat ini Kementerian Keuangan untuk program UMi masuk melalui PNM, Pegadaian, dan Bahana Fentura yang semua tujuannya adalah membantu melalui berbagai kegiatan, baik koperasi maupun langsung kepada masyarakat.

“Sejauh ini, Kementerian Keuangan melihat masih mendapatkan feedback yang positif dengan kehadiran program UMi,” ujarnya.

Sri Mulyani mengaku sangat senang bahwa masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap permodalan dan kinerja dari kegiatan mereka juga tetap berjalan lancar, serta kemampuan masyarakat untuk membayar kembali.

“Uang ini tidak untuk dikembalikan ke negara, tetapi bergulir terus. Jadi kalau mereka kembali itu dipakai untuk membantu mereka atau temannya lagi sehingga kemudian mereka bisa mendapatkan manfaat yang sama,” ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Dukungan Pegadaian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memantau langsung Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/1/2018). (Reza Efendi/Liputan6.com)

PT Pegadaian (Persero) terus mendukung program Pemerintah dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat dengan menyalurkan Kredit Ultra Mikro (UMi), yakni pemberian kredit kepada masyarakat dengan maksimal pembiayaan sebesar Rp 1 juta sampai 10 juta.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Sunarso, mengatakan, produk UMi tersebut dapat diangsur secara flat setiap bulan dengan pilihan jangka waktu 12, 18, 24 atau 36 bulan. Selain itu juga dapat diangsur secara berjangka 3 bulan, 4 bulan, atau 6 bulan.

“Produk UMi dapat diperoleh di outlet-outlet Pegadaian seluruh Indonesia. Selain prosedurnya relatif mudah, nasabah juga mendapatkan pendampingan dari Pegadaian dalam mengembangkan usaha mereka,” jelasnya.

Sunarso menerangkan, Pegadaian terus concern terhadap masyarakat menengah ke bawah dengan beragam produk yang disediakan. Berdasarkan data Pegadaian, per 13 Januari 2018 rekening produk yang dinamakan Kreasi Ultra Mikro (Kreasi UMi) telah mencatatkan jumlah 11.314 nasabah dengan dana tersalurkan sebanyak Rp. 75,76 miliar.

"Pembiayaan Kredit UMi merupakan program yang diinisiasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai implementasi dari program Trisakti dan Nawacita. Program ini berfokus pada usaha-usaha mikro di lapisan masyarakat bawah yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan,” tuturnya.

Dikatakan juga, Pegadaian merupakan salah satu BUMN yang ditunjuk sebagai salah satu penyalur pembiayaan yang merupakan dana bergulir ini. Penyaluran kredit ini bertujuan memberikan kemaslahatan khususnya untuk masyarakat usaha mikro dan kecil.

 


Tingkatkan Kesejahteraan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memantau langsung Program Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/1/2018). (Reza Efendi/Liputan6.com)

Sementara Direktur Permodalan Nasional Madani (PNM) Parman Atmadja mengatakan, adanya program UMi tersebut jangan dihitung dari bunganya, tetapi bagaimana program tersebut bisa meningkatkan nasabahnya.

“Bagaimana kita meningkatkan kesejahteraan mereka. Awalnya sebenarnya UMi ini di bawah pendapatannya yang dikatakan golongan miskin atau prasejahtera yang pendapatannya di bawah Rp 1.999.000, jadi jangan dihitung berapa bunganya,” terangnya.

Disebutkan Parman, ada sekitar 61 indikator yang diukur untuk pemberian program UMi tersebut. Agar setelah satu tahun bisa dilakukan evaluasi atau pengukuran apakah pemberian tersebut tingkat kesejahteraan nasabah meningkat atau tidak.

“Orang kita setiap minggu datang untuk melakukan evaluasi dari nasabah tersebut. Dan terus datang agar bisa melakukan evaluasi,” tuturnya.

Hambatan terbesar selama program UMi tersebut adalah dari tingkat kedisiplinan nasabah. Bagaimana mereka disiplin sesuai dengan aturan dari PNM untuk program UMi tersebut.

“Nasabah outstanding atau lagi berjalan secara nasional 2.336.000 nasabah. Sementara untuk nasabah di Sumut berjumlah 132 nasabah. Hal tersebut karena cabang di Sumut masih 51 cabang dan akan ditambah 10 cabang lagi di Sumut,” jelasnya.

Ia menerangkan, rata-rata nasabah berasal dari prasejahtera yang memiliki pekerjaan yang bermacam-macam seperti berjualan, dan lainnya.

“Syarat menjadi nasabah adalah pendapatannya di bawah 2 USD per capita dan rumah yang sangat sederhana,” Parman menandaskan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya