Penguatan Dolar AS Hentikan Keperkasaan Emas

Harga emas tertekan setelah dalam empat hari sebelumnya terus mengalami penguatan karena pelemahan dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Jan 2018, 07:15 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tergelincir dari level tertinggi dalam empat bulan pada perdagangan Selasa karena penguatan nilai tukar dolar AS. Sebelumnya dolar AS mencapai level terendah dalam tiga tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Mengutip Reuters, Rabu (17/1/2018), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke US$ 1.337,04 per ounce pada pukul 1:35 siang waktu London. Pada perdagangan sebelumnya, harga emas mencapai puncak tertinggi dalam empat bulan di US$ 1.344,44 per ounce.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari ditutup naik US$ 2,20 per ounce atau 0,2 persen ke level US$ 1.337,10 per ounce.

Harga emas tertekan setelah dalam empat hari sebelumnya terus mengalami penguatan karena pelemahan dolar AS. pelemahan dolar AS ini membuat harga emas lebih murah bagi mereka yang bertransaksi dengan mata uang di luar dolar AS.

"Pasar emas telah mendapatkan banyak momentum selama beberapa sesi terakhir. Jadi dapat dimengerti kalau beberapa mengambil momentum dengan aksi ambil untung," jelas analis komoditas senior RJO Futures di Chicago, Phillip Streible.

Pada perdagangan sebelumnya harga emas mencapai puncak tertinggi dalam empat bulan terpicu melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dalam tiga tahun.

Logam mulia ini telah naik untuk minggu kelima berturut-turut pada pekan lalu sebesar 1,4 persen.

"Kami melihat penurunan yang stabil dalam dolar Amerika Serikat buka karena ini melemah tapi karena Bank Sentral Eropa membuat mata uangnya menarik di akhir tahun," kata Bart Melek, kepala Komoditas Strategis TD Securities di Toronto.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Emas Bakal Meroket di 2018

Seorang pekerja mengangkat emas batangan 99,99 murni yang selesai dicetak di pabrik logam mulia Krastsvetmet, Rusia, 24 Oktober 2016. Krastsvetmet merupakan salah satu produsen terbesar di dunia dalam industri logam mulia (Reuters/Ilya Naymushin)

Harga emas akan melanjutkan penguatan pada 2018. Pendorong penguatan harga emas adalah suku bunga riil yang masih rendah dan juga ketidakpastian politik yang berlangsung di Amerika Serikat dan juga Eropa.

Bank yang berkantor pusat di Jerman, Commerzbank, memperkirakan rata-rata harga emas akan berada di kisaran US$ 1.325 per ounce pada tahun ini. Dengan rincian, untuk kuartal pertama dan kedua akan berada di US$ 1.300 per ounce dan pada kuartal ketiga dan keempat akan berada di kisaran US$ 1.350 per ounce.

Untuk diketahui, sepanjang tahun lalu, harga emas mampu naik 8 persen. "Harga emas akan berlanjut menguat dan kenaikan tersebut sudah dimulai sejak dua tahun lalu," jelas analis Commerzbank dalam risalahnya, seperti dikutip dari Kitco, Senin (15/1/2018).

Faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah kebijakan moneter dari beberapa bank sentral yang masih sangat longgar. Hal tersebut mendorong emas lebih memberikan imbal hasil yang memuaskan bagi investor.

"Hampir semua bank sentral utama masih memberikan suku bunga yang rendah," tulis risalah tersebut.

Selain itu, ketidakpastian politik juga masih membayangi harga emas. Ketidakpastian politik ini seperti pembentukan pemerintahan di Jerman dan juga pemilihan parlemen di Italia. Isu separatis Catalonia dan Brexit juga akan menjadi fokus pasar.

"Selain itu, tidak ada yang mengasumsikan pada tahun kedua pemerintahan Presiden Donald Trump bisa berjalan lancar," tulis Commerzbank.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya