Liputan6.com, Palembang - Pemecatan kader Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai ketua DPD di Sumatera Selatan (Sumsel) kian bertambah. Selain Mawardi Yahya, Ketua DPD Kabupaten Ogan Ilir, kini DPD Sumsel juga memecat Ketua DPD Kabupaten Muara Enim, Muzakir Sai Sohar.
Lengsernya Muzakir Sai Sohar dari jabatannya diduga karena Bupati Muara Enim ini lebih memilih mengusung istrinya, Shinta Paramitha Sari, yang menggandeng Syuryadi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Muara Enim 2018-2023.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan DPP Partai Golkar sudah memutuskan menjadi partai pengusung pasangan calon (paslon) Syamsul Bahri-Hanan Zulkarnain.
Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel, Herpanto mengungkapkan, Muzakir Sai Sohar melakukan kesalahan fatal. Karena menelantarkan paslon yang diusung partainya.
Dia menegaskan, ketika DPP Partai Golkar sudah menetapkan paslon yang diusung, DPD provinsi dan kabupaten/kota harus melaksanakan perintah tersebut. Mulai dari dukungan dan pemenangan paslon tersebut, baik secara administatif maupun di lapangan.
Namun Ketua DPD Golkar Muara Enim Muzakir Sai Sohar disebutkan seakan tidak menghiraukan mandat DPP Partai Golkar tersebut.
“Ketua DPD Muara Enim harusnya mengantar dan memproses administrasi dan pendaftaran paslon yang diusung Partai Golkar ke KPU. Tapi hingga hari terakhir, DPD Muara Enim tidak bergerak. Akhirnya DPP mengambil alih untuk mendaftarkan paslon kita,” ujar Herpanto kepada Liputan6.com, Rabu, 17 Januari 2018.
Tindakan Muzakir Sai Sohar ini, dinilai DPD Partai Golkar Sumsel sudah tidak sepantasnya dilakukan seorang ketua.
Bahkan tindakan Muzakir sudah melanggar tugas dan kewajiban sebagai seorang petinggi partai di Muara Enim.
Jalur Independen
Sebelum melakukan pelanggaran tugas, Muzakir Sai Sohar terlebih dahulu sudah merekomendasikan istrinya untuk diusung oleh partai berlambang pohon beringin ini.
Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Alex Noerdin bahkan sudah bertemu dengan Shinta Paramitha Sari, sebagai bentuk dukungan partainya untuk mendukung istri Bupati Muara Enim tersebut.
Namun, Partai Golkar hanya menempatkan Shinta Paramitha Sari sebagai calon wakil bupati (cawabup) dan akan disandingkan dengan Syamsul Bahri.
“Dari hasil survey, nama Syamsul Bahri berada di urutan teratas, barulah istri Bupati Muara Enim. Kita awalnya sudah menawarkan kedua nama tersebut akan menjadi paslon yang kita usung ,” katanya.
Karena Shinta Paramitha Sari tetap ngotot menginginkan di posisi calon bupati (cabup), tawaran menggiurkan dari Partai Golkar akhirnya ditolak.
Istri Muzakir Sai Sohar malah memilih jalur indepeden untuk tetap maju di Pemilihan Bupati (Pilbup) Muara Enim 2018-2023.
Diduga karena alasan inilah, Muzakir Sai Sohar langsung banting setir dan melawan perintah DPP Partai Golkar.
Padahal sebelumnya, Ketua DPD Muara Enim ini termasuk salah satu kader yang loyal dan patuh terhadap keputusan DPP Golkar.
“Kita sudah menawarkan pengusungan istrinya namun ditolak. Kita tidak bisa memaksakan dia jadi cabup, karena data yang diperoleh hingga bulan Juli 2017, namanya memang tetap nomor dua,” beber Herpanto.
Advertisement
Pecat Petinggi Golkar
Pada tanggal 15 Januari 2018, DPD Partai Golkar mengeluarkan surat pemecatan Muzakir Sai Sohar sebagai Ketua DPD Partai Golkar Muara Enim dan Sekretaris DPD Partai Golkar Muara Enim, Dani Ependi, masa jabatan 2016-2021.
Ketua DPD Partai Golkar Alex Noerdin lalu menunjuk Medy Basri sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Muara Enim dan Yanra, Sekretaris DPD Partai Golkar Muara Enim.
“Dani Ependi juga kita turunkan, karena dia yang menandatangani pengusungan Syamsul-Hanan, tapi dia ikut tidak mengurus pendaftaran paslon tersebut ke KPU Muara Enim,” ujarnya.
Kendati sudah dipecat dari jabatannya, kedua mantan petinggi Partai Golkar Muara Enim tersebut tetap terdaftar sebagai kader partai.
SK penggantian jabatan juga sudah diberikan DPD Partai Golkar Sumsel ke Plt Ketua Golkar Muara Enim.
Surat pemecatan tersebut akan segera diberikan ke Muzakir Sai Sohar dan Dani Effendi.Pihaknya juga tidak memberikan rekomendasi pencabutan keanggotaan kedua kader tersebut ke DPP Partai Golkar.
Hanya saja akan memberi laporan terkait langkah Muzakir Sai Sohar dan Dani Effendi yang tidak sesuai dengan keputusan DPP Partai Golkar.
“Kita akan memberi laporan secara terperinci dalam 1-2 hari nanti, berbarengan dengan laporan Mawardi Yahya. Keputusan pemecatan atau tidak, kita serahkan ke DPP Partai Golkar,” ujarnya.
Adanya perpecahan di tubuh Partai Golkar Sumsel, tidak membuat DPD Sumsel merasa getir.
Terlebih Plt yang ditunjuk, bisa memegang kemudi kepemimpinan hingga akhir Pilkada nanti.
“Plt ketua harus bisa menjaga kekompakan, agar tercipta suasana kondusif. Untuk menenangkan situasi dan memenangkan paslon yang kita usung,” ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: