Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok peneliti keamanan menemukan kerentanan berisiko tinggi pada aplikasi gim virtual reality (VR) porno, SinVR.
Digital Interruption, perusahaan keamanan yang memantau kerentanan di sebuah program, melalui website-nya mengklaim menemukan kerentanan di aplikasi gim SinVR.
Baca Juga
Advertisement
SinVR merupakan gim virtual reality yang memungkinkan pengguna menjelajahi berbagai lingkungan bertema dewasa dan berinteraksi dengan karakter virtual.
Seperti dikutip dari The Inquirer, Rabu (17/1/2018), setelah diperiksa, terdapat celah berisiko tinggi di aplikasi SinVR yang memungkinkan hacker untuk mengunduh rincian, seperti nama, alamat email, dan nama perangkat yang dipakai pengguna. Tak hanya itu, seluruh akun pengguna serta rincian pembayaran konten SinVR pun berpotensi bocor.
"Hacker tidak hanya bisa menggunakan data-data yang dicurinya (dari SinVR) untuk melakukan rekayasa sosial, tetapi karena sifat aplikasinya yang dewasa, akan cukup memalukan bagi pengguna bila data mereka bocor," tulis perusahaan keamanan tersebut dalam lamannya.
Tidak hanya itu, Digital Interruption juga menyebut, bukan tidak mungkin sejumlah pengguna yang informasinya bocor bakal diperas oleh si hacker.
SinVR Klaim Telah Bereskan Masalah
Terkait dengan temuan yang dipublikasikan Digital Interruption, perusahaan di balik SinVR pun menyebut telah menindaklanjuti temuan dari perusahaan keamanan itu. Mereka juga mengatakan, telah memperbaiki celah yang dimaksud.
"Digital Interruption memberikan kami peringatan sebelum mengunggah temuan mereka. Kamipun langsung memperbaiki masalah tersebut sesaat setelah diberitahu," demikian pernyataan pihak SinVR.
Tidak hanya itu, pihak SinVR juga mengaku terus menjalin kontak dengan perusahaan keamanan yang berhasil menemukan celah di program mereka guna memastikan celah keamanan telah ditutup.
"Secara keseluruhan, ini akan meningkatkan keamanan kami dan kami senang hal ini dilakukan dengan penuh etika," kata SinVR.
Lebih lanjut, pihak Digital Interruption memberikan update temuannya. Menurut mereka, pada tanggal 15 Januari 2018, SinVR telah menghubungi dan memastikan telah memperbaiki masalah tersebut.
"Kami mencoba mengetas ulang kerentanan tersebut dan kami memastikan tidak lagi bisa mengakses data pengguna SinVR," kata Digital Interuption.
(Tin/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement