Mantan Agen CIA AS Ditangkap, Bocorkan Informasi ke China?

Mantan agen CIA telah ditangkap otoritas atas dugaan pelanggaran undang-undang anti-espionase, ia juga diduga membocorkan informasi ke China

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 17 Jan 2018, 12:06 WIB
Ilustrasi Badan Intelijen CIA

Liputan6.com, Washington, DC - Mantan agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) telah ditangkap otoritas atas dugaan pelanggaran terhadap undang-undang anti-espionase, kata laporan Kementerian Hukum dan Kehakiman AS.

Jerry Chung Shing Lee (53 tahun), yang telah tinggal di Hong Kong selama beberapa tahun terakhir, ditangkap usai mendarat di Bandara Internasional John F Kennedy, New York Amerika Serikat pada Senin, 15 Januari 2018.

Dalam berkas perkara, sang mantan agen -- yang pernah menjabat sebagai petugas manajemen kasus, agen, dan aset (case officer) -- ditangkap atas tuduhan tindak pidana menyimpan dokumen berisi informasi intelijen rahasia pertahanan negara.

Dokumen itu juga berisi identitas asli sejumlah agen rahasia dan aset non-agen yang diam-diam bekerja untuk CIA. Demikian seperti dikutip dari Politico (17/1/2018). 

Tindakan semacam itu merupakan pelanggaran pidana terhadap US Espionage Act 1917.

Sang agen diduga tak hanya menyimpan, namun juga membawa dokumen tersebut ke wilayah asing, yakni China dan Hong Kong.

Berkas perkara juga menerangkan bahwa Lee -- yang merupakan warga naturalisasi Amerika Serikat -- telah berdinas untuk CIA 'di berbagai posisi dan lokasi asing di luar negeri' pada 1994 - 2007.


Telah Dicurigai Sejak Lama

Ilustrasi CIA ( SAUL LOEB / AFP)

Penyidik rupanya telah mengawasi Jerry Chung Shing Lee alias Zhen Cheng Li sejak beberapa tahun lalu. Pengawasan itu diawali sejak Biro Investigasi Federal AS (FBI) menggelar operasi penggeledahan rahasia terhadap properti dan barang-barang Lee yang berada di Hawaii dan Virginia Utara pada 2012.

Dalam penggeledahan itu, FBI menemukan dokumen berbentuk dua buku kecil yang memuat informasi yang diklasifikasikan sebagai 'top secret' dan berkaitan dengan pekerjaan Lee selama berdinas untuk CIA.

"Buku tersebut berisi informasi tulisan tangan yang berkaitan dengan, namun tidak terbatas pada; catatan operasional dari pertemuan denganaset, lokasi pertemuan operasional, nomor telepon operasional, identitas asli aset, dan fasilitas rahasia," kata agen FBI, Kellie O'Brien dalam sebuah berkas perkara yang diajukan kepada Mahkamah Federal AS di Virginia.

"Buku itu juga berisi alamat, nama, nomor telepon asli para aset, agen, dan pegawai CIA yang berstatus rahasia," lanjut O'Brien.

O'Brien juga mengatakan bahwa informasi di dalam buku tersebut mencerminkan rincian detail interaksinya dengan para aset CIA di lapangan.


Membantu China Membasmi Agen Rahasia CIA?

Ilustrasi (iStock)

Kepemilikan Lee atas berbagai dokumen rahasia sensitif itu menimbulkan kecurigaan bahwa ia diduga berperan membantu Beijing untuk membasmi agen intelijen AS yang beroperasi di China.

Tahun lalu, The New York Times melaporkan bahwa China telah membunuh atau memenjarakan belasan informan atau aset dalam sebuah operasi 'pembasmian' yang dilakukan sejak 2010.

Operasi itu, tulis TNYT, dilakukan menggunakan sebuah bocoran info dari seorang pembocor yang familiar dengan operasi spionase AS di wilayah asing.

Kendati demikian, berkas perkara penangkapan Lee tak menyebut sama sekali skema yang ditulis oleh TNYT tersebut.

"Jika memang Lee bekerja untuk (orang) China, maka ia berada dalam posisi yang mampu menimbulkan kerusakan besar," kata Dennis Wilder, mantan pejabat senior CIA yang paham dengan operasi di China.

Wilder juga mengatakan, dokumen rahasia yang dimiliki oleh Lee berisi informasi yang biasanya kerap dijual oleh para agen-agen pengkhianat (rogue agent) atau agen ganda (double agent).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya