Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi menyebut Jakarta kini jadi kumuh lantaran kebijakan gubernur merobohkan pagar Monas hingga melegalkan becak. Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku akan langsung menemui ketua DPRD DKI untuk memberi penjelasan.
"Insyaallah enggak semrawut, nanti saya jelaskan ke Pak Pras langsung," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Rabu (17/1/2018).
Advertisement
Sandiaga lantas menjelaskan alasannya merobohkan pagar Monas dan mengizinkan pengunjung menginjak-injak rumput di sana. Menurutnya, pagar Monas dirobohkan lantaran saran Menteri BUMN Rini Soemarno yang menilai pagar sudah jelek.
Alasan lain, Sandi ingin mengubah Monas seperti Central Park New York.
"Kan kita pengin juga ngerasain seperti di park-park lain kalau konsepnya seperti itu. Nah, itu saya bilang Pak Munjirin (UPT) tolong pelan-pelan sembari diubah perilaku dari masyarakat supaya untuk ikut menjaga," ujar Sandi.
Sedangkan untuk becak, Sandi menjamin tidak akan membuat kumuh karena becak hanya akan beroperasi di wilayah kecil saja, seperti di Warakas, Jakarta Utara yang saat ini ada 80 becak beroperasi.
"Becak itu engak ada pemikiran, mungkin di wilayah sangat kecil di kampung, di Warakas itu jumlahnya itu dipakai sesuai kebutuhan. Karena becak hadir karena dibutuhkan," ujar Sandiaga.
Tidak Setuju
Sebelumnya, Prasetyo mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan kebijakan Anies-Sandi. Seperti perobohan pagar Monas agar warga dapat menginjak rumputnya. Menurut Pras, Monas akan kembali kumuh bila tidak ada aturan.
"Zaman Gubernur Sutiyoso, Gubernur Foke, Gubernur Jokowi akhirnya dipagar lah itu semua, kenapa dipagar? Ini ikon ibu kota negara, daerah ring satu. Tapi kenyataannya semua (aturan) ditabrak. Saya enggak setuju, enggak realistis rumput boleh diinjak-injak,” kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Selasa (16/1/2018).
"Ibu kota sekarang kan terlihat kumuh," tambahnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement