Wiranto Tolak Jadi Ketua Umum Hanura Gantikan OSO

Sejumlah pengurus Hanura ajukan mosi tidak percaya, Oesman Sapta Odang. Mereka juga mewacanakan agar Wiranto kembali menjabat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Jan 2018, 12:52 WIB
Menkopolhukam Wiranto memberikan penjelasan dalam Konferensi pers Saber Pungli di Media Center Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (24/11). Wiranto menegaskan, pemerintah sangat serius menangani pemberantasan pungli. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Hanura Wiranto menanggapi desakan pengurus yang menginginkan dirinya kembali menjadi ketua umum. Ia menegaskan tidak tertarik menduduki posisi itu.

"Enggak. Saya dari dulu mengatakan bahwa tugas rangkap menteri ya, apalagi Menko Polhukam jangan terganggu dengan urusan-urusan politik praktis," ucap Wiranto di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Di Kabinet kerja sendiri ada preseden menteri yang merangkap jabatan ketua umum partai. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, juga merupakan Ketua Umum Golkar.

Dicecar pertanyaan wartawan, Wiranto tetap mengelak. Ia menolak disamakan dengan Airlangga.

"Ya saya kan ndak. Pak Airlangga kan menterinya beda dengan saya. Jangan kemudian membandingkan. Cakupannya beda," tegas Wiranto.

Internal Hanura tengah berprahara. Sejumlah pengurus mengajukan mosi tidak percaya pada Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang. Mereka juga mewacanakan agar Wiranto kembali menjabat ketum.


Dukungan untuk Wiranto

Ketua DPD Partai Hanura Sumbar Marlis (tengah) menyampaikan pernyataan sikap mosi tidak percaya kepada Oesman Sapta Odang, Jakarta, Selasa (16/1). Rencananya pengurus DPD Hanura akan menggelar Munaslub untuk mencari ketum baru. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wacana kembalinya Wiranto ke pucuk pimpinan Hanura agaknya bukan isapan jempol. Sejumlah DPD Partai Hanura menunjukan persetujuan bila hal itu terealisasi.

"Ya itu kami setuju, boleh saja, kami kembalikan lagi ke Pak Wiranto (mau atau tidak)," klaim Ketua DPD Sumatera Barat Marlis usai jumpa pers di Kantor DPP Partai Hanura, Jakarta Timur, Selasa (16/1/2018).

Menurutnya, keberadaan Oesman Sapta Odang atau OSO, ketua umum saat ini, membuat tatanan partai tak stabil. Keberadaan kader yang ada di bawah kendali OSO, dinilai mencoba merusak struktur para pendiri partai.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya