Liputan6.com, Jakarta Ada anggapan yang masih diperbincangkan, merokok bisa menyebabkan tuberkulosis (TBC). Apakah benar anggapan tersebut?
Baca Juga
Advertisement
Ditemui di Gedung Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Pusat, Jakarta, ditulis Rabu (17/1/2018), spesialis paru dari RS Persahabatan, Erlina Burhan membantah anggapan tersebut.
Efek merokok, terutama asap rokok yang terhirup seseorang, bukan menjadi penyebab TBC.
"Merokok itu akan meruntuhkan rambut-rambut getar yang ada di saluran pernapasan. Yang menyebabkan TBC itu kuman TBC, yang bernama mycobacterium tuberculosis. Jadi, bukan rokok yang sebabkan TBC," kata Erlina.
Rambut-rambut getar pada saluran pernapasan terletak pada batang tenggorok. Rambut-rambut getar berfungsi menolak debu atau partikel asing yang masuk bersama udara.
Jika rambut-rambut getar runtuh, maka debu atau partikel asing tidak tersapu. Ini bisa masuk ke saluran pernapasan, yang membuat pernapasan terganggu.
Simak video menarik berikut ini:
Sistem imun turun
Erlina menambahkan, merokok lebih tepatnya dapat meruntuhkan sistem imun (kekebalan tubuh). Ini karena merokok bisa merusak rambut-rambut getar di saluran pernapasan, yang membuat sistem imun menurun.
Jika sistem imun turun, maka kuman TBC, yang ada di dalam tubuh akan aktif. Orang tersebut akan positif terkena TBC.
Untuk mencegah sistem imun turun dan terhindar dari TBC, gaya hidup sehat perlu diterapkan. Misal, tidak begadang, makan teratur, dan berhenti merokok.
Advertisement