Liputan6.com, Moskow - Musim dingin ekstrem menyelimuti Rusia pada bulan ini.
Di desa terpencil bernama Yakutia, suhu udara bahkan mencapai minus 67 derajat Celcius (-88,6 Fahrenheit) pada hari Selasa.
Advertisement
Yakutia merupakan wilayah yang terdiri dari 1 juta orang dan terletak sekitar 5.300 kilometer di timur ibu kota Rusia, Moskow.
Di desa kecil itu, para siswa secara rutin pergi ke sekolah, meski suhu mencapai minus 40 derajat Celcius.
Tapi hari itu, sekolah di seluruh wilayah tersebut diliburkan dan polisi memerintahkan orang tua untuk menjaga anak-anak mereka agar tetap tinggal di rumah.
Namun, dinginnya cuaca di Rusia tak menghalangi Anastasia Gruzdeva dan dua temannya untuk pergi bersantai menikmati salju.
Mereka juga menyempatkan diri untuk berswafoto di tengah putihnya es, mengunggahnya ke media sosial, seperti anak remaja pada umumnya.
Sepintas tak ada yang aneh dengan foto milik pelajar SMA itu, tapi fokus warganet teralihkan oleh bulu mata Anastasia yang terlihat serba putih. Apakah dia memakai bulu mata palsu saat musim dingin tiba?
Bukan, itu bukan bulu mata palsu. Itu memang salju yang menempel di bulu mata dan alis gadis tersebut, atau boleh dibilang bulu matanya beku karena cuaca ekstrem.
Dalam foto yang diunggah pada 14 Januari 2018, Anastasia mengatakan bahwa suhu di tempatnya berpijak saat itu adalah minus 50 derajat Celcius (-58 derajat Fahrenheit).
Bahkan, kata Anastasia, di beberapa wilayah di dekatnya, suhu hampir mendekati titik terendah, yakni minus 67 derajat Celcius (-88,6 derajat Fahrenheit).
Warga Terbiasa dengan Suhu Dingin Ekstrem
Di desa Oymyakon, salah satu tempat terdingin di Bumi, televisi pemerintah Rusia menampilkan gambar yang menunjukkan termometer yang tak bisa lagi menunjukkan angka suhu.
Tercatat secara manual, suhu di Oymyakon mencapai minus 71 derajat celcius (-98 Fahrenheit).
Selama akhir pekan, lima pria dilaporkan mengalami hipotermia.
Dua orang meninggal, mati beku, saat mereka mencoba berjalan ke pertanian terdekat setelah mobil mereka mogok. Tiga lainnya selamat karena mengenakan pakaian hangat, kata laporan para penyelidik.
Namun kantor pers gubernur Yakutia menyatakan, semua rumah warga dan perkantoran telah memiliki alat pemanas dan akses ke pembangkit listrik cadangan.
Warga Yakutia sudah tak asing lagi dengan cuaca dingin seperti ini dan fenomena alam tersebut bahkan tidak mendominasi berita utama media lokal.
Advertisement