Liputan6.com, Moskow - Gaun putih panjang yang menjuntai telah terpasang di badan. Gincu merah marun telah dioles di bibir, puluhan tamu undangan pun telah datang.
Namun, ekspresi wajah Kheda Goilabiyeva sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda kebahagian. Gadis berusia 17 tahun itu sama sekali tak menganggap hari pernikahannya sebagai momen bahagia.
Ini adalah sebuah kisah kawin paksa yang terjadi di Rusia pada tahun 2015. Videonya kembali viral, meski kisah ini sudah terjadi dua tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Goilabiyeva menangis, sebab pria yang akan menjadi suaminya bukanlah kekasih yang ia cintai. Pria yang menjadi pendamping hidupnya itu adalah seorang polisi berusia 47 tahun bernama Nazhud Guchigov.
Pria tua itu bahkan sudah memiliki istri dan anak yang seumuran dengan Goilabiyeva. Pernikahan itu lantas memicu kemarahan masyarakat Rusia yang mengetahui pernikahan itu lewat foto yang beredar.
Ditambah lagi, pernyataan yang diucapkan oleh Pavel Astakhov kepada komisaris hak anak di Moskow, Rusia yang menyatakan bahwa pernikahan tersebut tak melanggar hukum.
Namun, setelah hal itu terjadi dan masyarakat Rusia menuntut barulah Astakhov menyampaikan permintaan maaf.
Untuk mengingat kejadian tersebut, berikut video pernikahan Kheda Goilabiyeva yang sempat bikin heboh:
Keluarga Goilabiyeva terpaksa menyetujui pernikahan putrinya karena pria yang merupakan sekutu dekat pemimpin Chechnya, Rusia bernama Ramzan Kadyrov.
Guchigov mengancam orangtua Goilabiyeva, ia akan menculik anaknya jika tak diizinkan untuk menikah.
Dari sejumlah foto dan rekaman video yang dirilis, terlihat Kheda, dalam upacara pernikahan itu, berdiri beberapa meter dari suaminya yang ternyata sudah memiliki seorang istri dan anak.
Tak Direstui oleh Tamu Undangan
Berdasarkan sejumlah laporan, saat upacara pernikahan dilangsungkan Goilabiyeva terus membisu. Saat ditanya "apakah bersedia menikah", gadis itu terus mendiam.
Meski Goilabiyeva tak mau menjawab pertanyaan, pria tua itu tetap memaksa agar remaja cantik untuk menjadi istrinya.
Kasus menikah paksa ini pun diketahui oleh seorang jurnalis investigasi Rusia bernama Elena Milashina. Ia menulis kejadian itu dalam hingga diketahui detailnya oleh masyarakat.
Bahkan, beberapa dari tamu undangan yang hadir tak setuju jika pernikahan itu dilangsungkan. Sebab, jarak umur keduanya sangatlah jauh.
"Saya lebih baik membunuh anak kandungku ketimbang harus menikahi pria yang jauh lebih tua," ujar seorang tamu undangan.
Advertisement