Pangkalan Bun - Malang nian nasib Yani Ato. Setelah sempat dirawat secara intensif selama tiga minggu, bocah berusia 6 tahun itu meninggal dunia. Penderita gizi buruk itu menghembuskan nafas terakhirnya, Rabu, 17 Januari 2018, sekitar pukul 18.30 WIB, di RSUD Sultan Imanuddin.
Kondisi kesehatan Yani Ato itu menurun setelah ayah tirinya, Antonius, tak kunjung kembali menemuinya setelah ditinggal pergi tak lama setelah dirawat.
Menurut salah satu Anggota Relawan Kobar (Rekoba), Sigit Pamungkas sekitar pukul 17.00 WIB, kondisi Yani sempat membaik. Bahkan, ia sempat mencari keberadaan ayahnya.
Baca Juga
Advertisement
Tidak lama kemudian, kondisi bocah gizi buruk itu kritis dan sempat mendapat bantuan pernafasan. Setelah itu, mulutnya mengeluarkan darah yang diduga mengalami pecah pada bagian lambung.
"Pukul 17.00 WIB, Yani sempat bertanya kepada anggota relawan terkait keberadaan ayahnya, setelah itu kritis dan akhirnya meninggal," katanya, kemarin, dikutip dari Kalteng Pos (Jawa Pos Group).
Sigit menambahkan, menurut keterangan dokter yang merawatnya, Yani mengalami komplikasi pada jantung dan paru-paru akibat gizi buruk yang dialaminya. Namun pada pekan pertama dirawat di rumah sakit, kondisi Yani sempat membaik.
Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.
Bobot Badan Sempat Meningkat
Terapi gizi yang dilakukan oleh tim medis mampu meningkatkan bobot badannya, dari 6 kilogram menjadi 8 kilogram. Setelah ayahnya pergi meninggalkannya, perlahan kondisi Yani semakin menurun.
"Mentalnya drop akibat ditinggal ayah tirinya," ucap Sigit.
Meninggalnya Yani membawa kesedihan mendalam bagi Rekoba dan tenaga medis yang selama tiga minggu ini dengan setia menemani dan merawat Yani di rumah sakit.
Bahkan, salah seorang anggota Relawan yang sejak awal mengasuh Yani tidak mampu menghadapi kenyataan dan pingsan di depan ruang isolasi anak. Rencananya, Yani akan dimakamkan di pekuburan Kristen depan TPU Sekip.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement