Liputan6.com, Jakarta Psikopat merupakan salah satu kelainan psikis yang ditakuti. Mereka yang mengalami kondisi seperti ini biasanya kurang empati dan tidak merasa bersalah atas hal menyakitkan yang dilakukan pada orang lain. Kondisi tersebut umum juga disebut sebagai 'gangguan kepribadian antisosial'.
Lantas, bagaimana jika ternyata perilaku psikopat dialami oleh anak-anak?
Advertisement
Mengutip Step to health, Kamis (18/1/2018), genetik dan pengalaman traumatik menjadi faktor yang menyebabkan kondisi demikian terjadi. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran orang sekitar, terutama orangtua mereka.
Berikut adalah tanda-tanda anak mengalami kondisi psikopat.
1. Melawan aturan
Ketika anak mulai membantah perkataan orangtua, kerap berbohong, dan menyelesaikan masalah secara sistematis, bisa jadi mereka mulai menunjukkan gejala psikopat.
Hal ini perlu menjadi perhatian semua orangtua. Kondisi ini menjadi sulit, karena sangat kecil harapannya untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik.
2. Menyakiti hewan
Umumnya, anak sangat senang bermain dengan hewan. Akan tetapi, jika Anda mulai melihat perilaku anak berubah dengan menyakiti bahkan sampai membunuh, sebaiknya segeralah mencari pertolongan.
Pasalnya, menyakiti hewan menjadi salah satu indikasi gangguan psikopat, di mana bukan tidak mungkin di kemudian hari manusia lah yang disakitinya.
Namun, bila anak kemudian menjukkan penyesalan usai Anda menasehatinya untuk tidak menganggap hewan sebagai mainan, melainkan makhluk hidup, bisa jadi tindakan tersebut bukan menjadi indikasi psikopat.
Simak juga video menarik berikut ini :
Tidak Mampu Mengendalikan Emosi
3. Tidak merasa bersalah
Umumnya, anak akan menyesal ketika Anda memberitahukan bahwa tindakan yang mereka lakukan itu salah.
Namun, bagaimana jika ternyata mereka tidak menyesali perbuatan salahnya dan malah memilih untuk tidak berempati terhadap lingkungannya? Lebih baik Anda mulai berkonusltasi pada ahlinya.
4. Ledakan kekerasan
Ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi bisa terjadi pada orang dewasa dan anak. Akan tetapi, setelah ledakan kekerasan akibat gagalnya pengendalian emosi terjadi, umunya mereka akan menyesalinya.
Jika ternyata setelah ledakan kekerasan terjadi, anak tidak kunjung menyesal, sebaiknya konsultasikan pada ahlinya. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi bukti kuat bahwa anak Anda kemungkinan mengidap kelainan psikis, yakni psikopat.
Advertisement