Liputan6.com, Bogor - Kepolisian masih kesulitan mengungkap pelaku perusakan terhadap shelter atau halte bus Transpakuan di Jalan Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor, pada Rabu, 17 Januari 2018.
Kapolsek Bogor Timur, Kompol Mashudi Widodo, mengatakan, dari hasil olah TKP, tidak ditemukan barang bukti perusakan yang tertinggal di lokasi kejadian.
Advertisement
"Tidak alat bukti atau benda yang tertinggal di lokasi," kata Mashudi, Kamis (18/1/2018).
Tak hanya itu, Mashudi juga mengaku kesulitan mengidentifikasi pelaku melalui rekaman camera circuit television (CCTV). Ia beralasan, jarak tempat kejadian dan kamera pemantau cukup jauh.
"CCTV yang ada di Kantor Bea Cukai (seberang halte) hasilnya kabur karena terlalu jauh," ujar Widodo.
Saat kejadian, kata dia, tidak ada saksi yang melihat aksi perusakan salah satu halte koridor 2 yang baru selesai direvitalisasi itu.
"Tapi kami sedang dalami kasus ini dan mencari pelakunya," ucap Mashudi.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meminta pihak kepolisian untuk mengungkap dan menangkap pelaku perusakan halte bus Transpakuan.
"Ini dibangun pakai uang rakyat, jadi harus dijaga bersama-sama," kata Bima saat meninjau halte tersebut, Kamis (18/1/2018) pagi.
Angka Kerugian
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bogor Adhi Bagus Indrawan mengatakan, kerugian atas perusakan halte tersebut sebesar Rp 30 juta.
"Tapi nanti akan diganti oleh pihak pelaksana, karena masih tanggung jawab mereka," ujar dia.
Sebelumnya, halte Transpakuan di Jalan Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor, dirusak oleh orang tidak bertanggung jawab pada Rabu pagi kemarin. Akibat kejadian itu, sebagian besar kaca halte pecah.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bogor Dody Wahyudi memperkirakan, perusakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, Rabu (17/1/2018). Sebab, sekitar pukul 09.00 WIB petugas sempat mengecek halte tersebut dan dalam kondisi baik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Advertisement