Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda wanita yang sudah memutuskan untuk ibu rumah tangga sepenuhnya? Nyatanya, menjalani profesi mulia ini bukanlah perkara mudah. Tidak hanya mengerjakan pekerjaan rumah serta mengurus suami dan anak, Anda juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengatur keuangan keluarga.
Tiap bulan, Anda harus memastikan bahwa pendapatan dari suami cukup untuk memenuhi keperluan rumah tangga. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan, iuran asuransi, cicilan kredit rumah dan mobil, pembayaran listrik, hingga kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu banyak pos pengeluaran, Anda tentu tetap ingin ada “sisa” dana untuk ditabung, bukan? Memang tidak mudah, apalagi jika pendapatan suami Anda terbilang pas-pasan.
Begitupun, bukannya tak ada peluang untuk menabung. Apa saja celah yang bisa dimanfaatkan? Mari telaah bersama paparan Danaxtra.com berikut ini:
1. Uang belanja
Cara ini yang paling sering dilakukan oleh para ibu rumah tangga karena merupakan strategi paling simple. Anda hanya perlu komitmen menyisihkan uang dari anggaran belanja untuk ditabung. Tidak perlu banyak-banyak, yang penting konsisten. Misalnya Anda komitmen untuk menyisihkan Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu per hari dari uang belanja Anda.
Jangan menunggu ada sisa, sisihkan terlebih dahulu sebelum mulai belanja. Jika Anda konsisten, dalam satu bulan Anda bisa Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu, lho. Sangat lumayan kan? Coba Anda hitung dalam satu tahun. Paling sedikit isi rekening Anda bisa bertambah Rp 3,6 juta.
Bukankah menyenangkan?Anda bisa simpan uang itu di celengan terlebih dahulu sebelum disetorkan ke bank. Pastikan Anda dan keluarga memiliki rekening khusus untuk tabungan. Lalu, bagaimana caranya agar bisa menyisihkan uang dari belanja harian?
Ah, sebagai ibu rumah tangga, Anda pasti banyak akal. Misalnya, kurangi belanja di supermarket dan mulailah belanja di pasar tradisional. Selain lebih murah, barang-barang di pasar sangat beragam dan bisa ditawar.
Satu lagi keuntungannya, dengan sedikit keramahan, Anda akan mendapat balasan senyum hangat dari penjualnya. Kalau rutin belanja di situ, tak mustahil Anda akan mendapat potongan khusus saat berkunjung.
2. Jangan Sepelekan Recehan!
Seringkali terlupakan, koin-koin receh ini bisa mulai Anda manfaatkan untuk ditabung. Saat berbelanja, pasti ada saja uang koin yang Anda dapatkan dari sisa kembalian. Mulai dari Rp 100, Rp 200, Rp 500, Rp 1.000, hingga uang receh kertas Rp 2.000.
Anda bisa mengumpulkan koin-koin receh ini dalam celengan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.Setelah koin-koin ini terkumpul banyak, segera tukarkan menjadi uang kertas di bank. Guna mempermudah perhitungan, Anda bisa mengelompokkan uang receh sesuai pecahannya dengan selotip.
Seperti sepuluh keping uang Rp 100 direkatkan menjadi Rp 1.000, sepuluh keping Rp 200 direkatkan menjadi Rp 2.000, sepuluh keping Rp 500 direkatkan menjadi Rp 5.000 dan seterusnya. Ada banyak cerita fantastis tentang hasil kesabaran proses menabung recehan. Dan semuanya cerita nyata.
Advertisement
3. Menyelip di sela-sela diskon dan promo belanja
Berhemat adalah salah satu jurus jitu dalam menabung, terlebih saat berbelanja berbagai kebutuhan keluarga. Anda harus pintar-pintar mencari diskon dan promo. Baik di toko online maupun supermarket. (Simak juga : Cara mudah hitung promo dan diskon ).
Salah satu caranya dengan mendaftar sebagai member. Dengan demikian setiap berbelanja, Anda akan mendapatkan poin-poin yang nantinya dapat ditukarkan dengan berbagai penawaran menarik.Biasanya dengan menjadi member akan banyak keuntungan yang Anda dapatkan.
Mulai dari promo dan diskon menarik pada momen-momen tertentu. Atau hadiah berupa voucher yang dapat menghemat anggaran belanja Anda.
4. Arisan!
Rasanya, ini taktik menabung yang paling menyenangkan bagi ibu rumah tangga. Dengan menjadi anggota arisan, mau tidak mau Anda harus menyisihkan uang untuk membayar uang arisan tiap bulannya. Kisaran budget arisan pun beragam, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 2 juta per bulan.
Namun, pastikan Anda memilih budget sesuai dengan kondisi keuangan keluarga. Saat ikut arisan, bisa jadi Anda mendapatkan jumlah uang lebih besar dari yang Anda setorkan. Itu berlaku jika Anda mendapat arisan di awal.
Jika tidak, sama saja Anda sedang menabung di bank arisan. Misal, ada sepuluh anggota, uang arisan dibayarkan sebesar Rp 200 ribu tiap bulan, maka jumlah tabungan yang nanti Anda terima sebesar Rp 2 juta.
Lumayan, bukan? Semakin besar uang arisan yang dikeluarkan, semakin besar yang diterima nantinya. Selain menabung, mengikuti arisan Anda dapat menjalin silaturahim karena harus kumpul satu bulan sekali. Bukankah silaturahim itu mendatangkan rezeki?
Advertisement
5. Hindari yang tak perlu
Ini pakem umum sebenarnya. Menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya dengan menabung dari hasil uang penghematan listrik, pulsa telpon dan internet, serta air. Dengan menghemat berbagai pengeluaran tersebut, maka Anda tidak perlu mengeluarkan uang banyak, dan sisanya dapat ditabung.
Selain itu, sebaiknya, hindari pengeluaran yang tidak terlalu penting, misal nongkrong bersama teman-teman, belanja barang mahal alias branded, dan lain sebagainya. Anda harus meninggalkan kebiasaan hura-hura di masa muda, dan mulai fokus mengatur keuangan keluarga.
6. Sisihkan di awal bulan
Menggarisbawahi poin nomor 1, segera setelah suami menyerahkan pendapatannya untuk keperluan hidup selama sebulan, Anda sisihkan jumlah tertentu. Sebaiknya Anda memberitahukan kepada suami, agar tidak menjadi problem di kemudian hari.
Selaku ibu rumah tangga yang merangkap sebagai manajer keuangan keluarga, idealnya Anda langsung 20 persen hingga 30 persen untuk ditabung. Jika Anda rutin dan konsisten, maka Anda dan keluarga tidak perlu khawatir dan pusing jika suatu saat membutuhkan dana darurat untuk keperluan mendadak.
Sebagai ibu rumah tangga Anda tidak hanya dituntut untuk mengurus suami dan anak dengan baik. Tapi, juga dapat mengatur dan mengelola keuangan keluarga dengan bijak. Demi masa depan keluarga, yuk jadi ibu rumah tangga cerdas finansial.
Advertisement