Liputan6.com, Jakarta - Gerak Go-Jek di Indonesia diprediksi kian kuat menyusul laporan yang menyebut sejumlah investor baru siap menggelontorkan dana segar. Menurut laporan, pembicaraan soal pendanaan ini sudah dimulai sejak tahun lalu.
Berdasarkan sumber yang mengetahui informasi tersebut, dalam putaran pendanaan ini ada tiga investor baru yang ikut serta, seperti Google, Temasek Holding, dan platform online asal Tiongkok Meituan-Dianping.
Baca Juga
Advertisement
Ketiganya bersama sejumlah investor lawas akan menyuntik dana segar dengan total pendanaan mencapai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 16 triliun. Namun, tak diketahui jumlah dana yang digelontorkan masing-masing investor.
Dikutip dari Reuters, Kamis (18/1/2018), dengan pendaaan ini, nilai valuasi Go-Jek diperkirakan mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 53,3 triliun.
Sebagai perbandingan, nilai valuasi kompetitor Go-Jek, Grab, diperkirakan sudah lebih dari US$ 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun.
Pendanaan ini diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan bisnis Go-Jek di Indonesia. "Sebagai investor strategis, Google dapat membantu banyak hal untuk bisnis Go-Jek," tutur seorang sumber anonim.
Sebelumnya, Go-Jek juga dilaporkan telah mendapat kucuran dana sebesar US$ 1,2 miliar (Rp 16 triliun) dari Tencent. Pada September 2017, penyedia layanan on-demand ini juga mendapat suntikan dana dari JD.com.
Perusahaan asal Tiongkok itu disebut mengucurkan dana sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun). Berbekal suntikan dana tersebut, Go-Jek berhasil mengumpulkan dana hingga US$ 1 miliar (Rp 13 triliun) yang berasal dari investor baru dan lama.
Go-Jek Gelar Go-Food Festival untuk Dorong UMKM
Baru-baru ini, Go-Jek menggelar Go-Food Festival untuk mendukung berkembangnya bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Acara ini diadakan di pelataran Pasaraya Blok M, sejak 19 Desember 2017 hingga 19 Januari 2018.
Go-Food Festival merupakan acara berkumpulnya 30 merchant yang telah bekerja sama melalui layanan Go-Food. Mereka menjajakan berbagai menu makanan maupun minuman kepada konsumen dengan metode pembayaran Go-Pay.
Layanan yang hadir sejak April 2015 ini diklaim CEO Go-Jek Nadiem Makarim sebagai layanan pesan antar makanan terbesar kedua di dunia, selain Tiongkok. Kini, Go-Food telah bekerja sama dengan 125 ribu merchant di berbagai kota di Indonesia.
"Perkembangan Go-Food menjadi salah satu layanan antar makanan di dunia berkat pelaku UMKM bidang kuliner yang bermitra dengan kami. Untuk itu, Go-Food ingin membantu UMKM kuliner meningkatkan skala bisnis dan memberi dampak ekonomi lebih baik lagi," ujarnya.
Nadiem mengatakan, saat dirilis pada 2015, jumlah merchant yang ada di Go-Food antara 5-10 ribu merchant. Kini jumlah tersebut meningkat jadi 125 ribu.
Dari total 125 ribu merchant Go-Food, 80 persennya berasal dari kalangan UMKM. Sementara 20 persen lainnya merupakan restoran besar yang sudah memiliki banyak cabang.
Advertisement
Catatan Order di Go-Food Festival
"Selama ini, kami melihat perkembangan UMKM kuliner sering terganjal pendanaan, sumber daya manusia, dan pengetahuan bisnis. Karenanya, Go-Food Festival ini ingin menghadirkan dampak sosial yang lebih besar dan luas pada mitra UMKM kami," tutur Nadiem.
Chief Commercial Expansion Go-Jek, Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, 30 merchant dalam Go-Food Festival dipilih berdasarkan dua kategori, yakni merchant yang penjualannya bagus dengan lokasi jauh dari Go-Food Festival dan merchant di sekitar lokasi acara.
Dia menambahkan, dalam dua minggu pelaksanaan, Go-Food Festival bisa mencatatkan penjualan baik offline maupun online sebesar 50-100 order per harinya dengan jumlah pengunjung 4.000 orang per harinya.
"Melalui kegiatan ini Go-Food bisa lebih dekat dengan merchant kesukaannya dan mencoba makanan baru," tuturnya.
Ke depan, Go-Food Festival bakal diadakan di beberapa wilayah di sejumlah kota di Indonesia. Sayangnya, Go-Jek belum menginformasikan kota mana lagi yang akan jadi lokasi penyelenggaraan.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: