Remaja Kanada Ini Mengaku Hijabnya Digunting, Tetapi...

Gadis berusia 11 tahun di Toronto, Kanada, mengaku diserang pria bergunting. Tapi ternyata...

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Jan 2018, 03:32 WIB
Khawlah Noman memberikan keterangan pers bersama sang ibunda di sekolahnya, Pauline Johnson Junior Public School, setelah melaporkan kepada polisi bahwa ia diserang oleh pria yang mencoba memotong hijabnya dengan gunting, Toronto, Ontario, Kanada.

Liputan6.com, Toronto - Seorang gadis berusia 11 tahun mengaku diserang oleh seorang pria tak dikenal di Toronto, Kanada, pada hari Jumat lalu.

Kepada wartawan, remaja bernama Khawlah Noman ini mengatakan, pria itu mencoba memotong hijabnya sebanyak dua kali menggunakan gunting.

Setelah melancarkan aksinya, pria tersebut kabur.

"Dia mencoba memotong hijab saya dua kali. Saya merasa sangat ketakutan dan kebingungan. Saya tidak merasa nyaman atas perlakuannya," ungkap Noman kepada awak media pada hari Sabtu (13/1/2018), dilansir Al Arabiya.

Atas kejadian itu, polisi Toronto langsung melakukan investigasi.

Akan tetapi lima hari setelahnya, yakni pada hari Selasa, mereka mengkonfirmasi bahwa Noman memberikan keterangan palsu kepada publik dan laporannya ke polisi hanyalah tipuan semata.

Padahal, insiden Noman telah menyedot perhatian masyarakat luas, termasuk Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Premier Ontario Kathleen Wynne, dan Walikota Toronto John Tory.

Polisi menambahkan, penyelidikan tersebut kini telah ditutup, meski motivasi gadis itu masih belum jelas.

Mendengar hasil akhir kasus Noman, Walikota John Tory pun menanggapinya.

"Ini adalah kabar baik, mengetahui bahwa kejadian itu tidak pernah terjadi. Tapi kita semua harus tetap waspada untuk memerangi kebencian, rasisme, kefanatikan, anti-Semitisme dan Islamofobia. Kita harus memastikan kota kita tempat yang inklusif," ujarnya melalui akun Twitter @JohnTory, 16 Januari 2018 pukul 01.15 dini hari waktu setempat.

"Kapan pun ada laporan atau dugaan kebencian atau intoleransi di kota kita, Anda akan tahu bahwa saya segera bertindak. Dalam kasus ini, kepolisian Toronto telah menyelidiki dan menentukan bahwa kejadian yang dialami (Noman) tidak terjadi," lanjutnya.

Polisi mengatakan kepada CBC News bahwa gadis yang melaporkan kejadian tersebut tidak akan menghadapi konsekuensi hukum apapun.

"Tuduhan ini sangat serius dan tidak mengherankan dia mendapat perhatian nasional dan internasional," ujar juru bicara polisi Mark Pugash, dikutip dari CBC News, Selasa (16/1/2018).

Pugash menambahkan, pihaknya tidak biasa menerima laporan palsu seperti yang dialami Noman. Ia pun berharap laporan "hoax" ini tidak membuat orang lain takut.

Sekolah tempat Noman menimba ilmu, Pauline Johnson Junior Public School di Scarborough, Kanada, menghubungi polisi setelah Noman menceritakan kejadian yang dialaminya kepada mereka.

Toronto District School Board langsung mengundan media untuk melakukan konferensi pers.

Untuk saat ini, dewan sekolah sudah tak mau memberikan komentar apapun kepada wartawan.


Awal Kejadian...

Khawlah Noman meninggalkan sekolahnya, Pauline Johnson Junior Public School, bersama ibunya Saima Samad dan adik laki-lakinya Mohammed Zakariyya.

Khawlah Noman mengaku sedang berjalan ke sekolah bersama adik laki-lakinya, ketika seorang pria tak dikenal menyerangnya.

Polisi menggambarkan sosok pelaku sebagai pria Asia, mengenakan hoodie hitam dan kacamata. Usianya sekitar 20 tahun, tinggi badannya hampir enam kaki dan dengan perawakan sedang.

Juru bicara polisi Katrina Arrogante menambahkan, kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat di dekat sekolah Noman, Junior Public School.

Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kepala Tim Penyidik Kepolisian, Jenifferjit Sidhu, mengatakan bahwa Noman melawan balik pelaku, berteriak sekeras mungkin, dan lari bersama adiknya.

Teriakan Noman pun membuat pelaku penyerangan takut.

Setelah itu, menurut Sidhu, Noman baru menyadari bahwa hijabnya telah robek sepanjang 12 inci, dari bagian bawah ke atas, di bagian belakang.

Dia dan saudara laki-lakinya lalu bergabung dengan sekelompok siswa lain yang berjalan ke sekolah, demi keselamatan keduanya.

Namun kedua anak ini terpisah dari kelompok siswa tersebut di persimpangan jalan.

Pada saat itu, kurang dari 10 menit setelah serangan pertama, pria yang sama tiba-tiba kembali.

Ia tersenyum sinis ke arah Noman dan mencoba menggunting hijabnya, lalu melarikan diri.

"Ini adalah tindakan kebencian dari seorang pengecut. Tindakannya tidak mencerminkan seperti apa orang Kanada," kata Premier Ontario, Kathleen Wynne, melalui akun Twitter-nya @Kathleen_Wynne.

"Kita harus berdiri untuk mendukung gadis muda ini yang diserang hanya karena mengenakan hijab," imbuhnya.

Sedangkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga menyampaikan rasa dukanya untuk Noman.

"Hatiku bersama Khawlah Noman, menyusul serangan dari seorang pengecut pagi ini kepadanya di Toronto. Kanada adalah negara yang terbuka dan ramah, dan insiden seperti ini tidak dapat ditolerir," cuit akun @JustinTrudeau pada 13 Januari 2018 pukul 3.57 dini hari waktu setempat.

 

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya