Menteri PPN: Berinvestasi Dana Pensiun Ikut Bantu Bangun Negara

Keberhasilan pengelolaan dana pensiun di negara maju seperti Kanada tersebut juga terbantu karena para penerimanya kritis.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Jan 2018, 21:22 WIB
Ilustrasi dana pensiun (ncsl.org).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai, pengelola dana pensiun ikut membantu pembiayaan proyek infrastruktur yang tengah gencar dilakukan pemerintah.

Dia menyatakan bahwa keterlibatan dana jangka panjang seperti dana pensiun tersebut dapat lebih efektif jika dimanfaatkan untuk investasi di sektor tersebut.

Bambang turut membuat perbandingan terhadap penggunaan dana pensiun di Kanada, yang ternyata telah diinvestasikan di Indonesia.

"Saya melihat pengelolaan dana pensiun di Ontario, Kanada, yang mana itu hanya diberikan untuk guru. Pasti secara jumlah itu kecil, tapi dana pensiun tersebut ternyata sudah menjadi investor untuk sebagian surat berharga negara kita," tuturnya di acara 'PINA Day' di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta pada Kamis (18/1/2018).

"Dengan dana pensiun yang hanya untuk guru saja di Kanada, mereka bisa investasi infrastruktur. Nah, kita punya dana pensiun gede-gede, belum termasuk program jaminan pensiun pada BPJS Ketenagakerjaan. Tapi investasinya masih terbatas," tambahnya.

Dia juga mengatakan, keberhasilan pengelolaan dana pensiun di negara maju seperti Kanada tersebut juga terbantu karena para penerimanya kritis dan selalu bertanya, perihal investasi yang dapat mereka masuki dengan uang simpanan itu.

"Tapi bedanya, orang kita masih terlalu manut dalam menerima dana pensiun. Ketika mengambil itu, ya langsung terima aja. Beda dengan yang di Kanada, ketika menerima dana pensiun mereka bertanya, kita bisa investasi apa dengan ini?" papar Bambang.

Oleh karena itu, Bambang mendorong agar para pengelola dan peserta dana jangka panjang seperti dana pensiun dapat masuk berinvestasi ke dalam proyek infrastruktur negara yang ke depannya akan banyak dibiayai oleh Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA).

"Kita harus mengubah cara berpikir terkait dana pensiun, yang mana tugasnya adalah untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada para pesertanya, salah satunya agar dapat berinvestasi serta membantu pembangunan negara," imbuh dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya