Saham Sektor Industri Hentikan Penguatan Wall Street

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 97,84 poin atau 0,37 persen menjadi 26.017,81.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Jan 2018, 05:15 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - wall Street terjatuh pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena kerugian di sektor industri dan sektor yang sensitif dengan perubahan suku bunga. Penguatan di sektor teknologi tak mampu mendorong bursa saham di Amerika Serikat tersebut untuk parkir di zona hijau.

Mengutip Reuters, Jumat (19/1/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 97,84 poin atau 0,37 persen menjadi 26.017,81. Untuk S&P 500 kehilangan 4,53 poin atau 0,16 persen menjadi 2.798,03. Sedangkan Nasdaq Composite turun 2,23 poin atau 0,03 persen menjadi 7.296,05.

Sektor utilitas dan properti masing-masing turun 0,6 persen dan 1 persen. Kedua sektor tersebut bergerak berlawanan dengan imbal hasil oligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun. Saat ini imbal hasil obligasi tengah mencapai level tertinggi dalam 10 bulan sehingga membuat kedua sektor tersebut tertekan.

Saham yang membebani kinerja indeks acuan Dow Jones adalah Boeing dan General Electric. Kedua saham ini turun masing-masing 3,1 persen dan 3,3 persen. Pelemahan saham-saham ini membuat Dow Jones runtuh dari puncak tertinggi di angka 26.000.

"Saya melihat di sini tarik menarik antara seberapa cepat ekonomi tumbuh dan seberapa cepat suku bunga akan naik," jelas analis Edward Jones di St. Louis, Kate Warne.

"Ini menyebabkan volatilitas akan lebih tinggi pada 2018 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," tambah dia.

Saat ini investor maish tetap menunggu hasil laporan kinerja perusahaan sepanjang 2017. Laporan tersebut akan disesuaikan dengan saham yang sudah tercipta saat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan sebelumnya

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pada perdagangan sehari sebelumnya, Wall Street melonjak dan indeks acuan Dow Jones ditutup di atas 26.000 untuk pertama kalinya karena ekspektasi investor akan pendapatan yang lebih tinggi dari pasar saham.

Mengutip Reuters, Kamis (18/1/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 322,79 poin atau 1,25 persen menjadi 26.115,65. Untuk S&P 500 naik 26,14 poin atau 0,94 persen menjadi 2.802,56. Sedangkan Nasdaq Composite menambah 74,59 poin atau 1,03 persen menjadi 7.298,28.

Indeks acuan Dow Jones mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah dalam perdagangan intraday. Untuk tahun ini indeks tersebut telah menguat 4,8 persen. Dalam tiga pekan ini, Dow Jones hanya mencatatkan kerugian selama dua kali saja.

Sampai saat ini, lebih dari tiga per empat dari 36 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah mengeluarkan laporan keuangan. "Ini awal yang cukup bagus bagi pasar saham," jelas analis Commonwealth Financial Network di Waltham, Massachusetts, Brad McMillan.

Saham Boeing melonjak 4,7 persen setelah perusahaan tersebut mengumumkan membuka perusahaan patungan dengan pemilik tempat duduk mobil Adient untuk membuat jok pesawat.

Saham IBM juga naik 2,9 persen setelah analis Barclays menaikkan target harga sebesar US$ 59 menjadi US$ 192.


Saham Perbankan Merosot

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Berbeda, saham-saham di sektor keuangan seperti Goldman Sachs dan Bank of America melaporkan mengalami tekanan.

Sektor keuangan dalam S&P 500 jatuh pada perdagangan awal perdagangan intraday namun berakhir naik 0,6 persen.

Bank of America turun 0,2 persen dan Goldman Sachs turun 1,9 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya