Liputan6.com, Makassar - Di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar, warga tengah hangat membicarakan kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 di wilayah berjuluk Kota Anging Mamiri itu.
Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, kabar kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 ini pertama kali heboh di media sosial Instagram. Penyelenggara bahkan membuka pendaftaran untuk waria yang berada di seluruh penjuru Kota Makassar dan Sulawesi Selatan.
Tak main-main, kegiatan yang akan dilaksanakan pada Senin, 22 Januari 2018 mendatang ini menjanjikan mahkota dan uang tunai sebagai hadiah.
Penyelenggaranya adalah seorang waria yang akrab disapa Ocha. Ia merupakan pemilik Salon King yang berada di Jalan Kelapa III, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca Juga
Advertisement
Saat dikonfirmasi, dia membenarkan bahwa dirinya akan melaksanakan kontes Pemilihan Ratu Waria 2018.
"Acaranya untuk seru-seruan saja. Kebetulan bertepatan dengan acara nikahnya adik saya, jadi nanti acara itu sebagai hiburan," kata Ocha saat dihubungi, Kamis malam, 18 Januari 2018.
Ocha bahkan telah mengundang teman-teman waria yang ada di Kota Makassar untuk hadir meramaikan kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 yang akan dia laksanakan itu.
"Saya sudah undang teman-teman saya untuk hadir, jadi nanti saya kasih hadiah. Mungkin ada sekitar 20 orang yang akan hadir," ucapnya.
Saat ditanya persoalan kemungkinan adanya kelompok-kelompok yang akan menghentikan acara tersebut, Ocha mengaku heran. Menurut dia, kegiatan kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 tersebut hanya sebagai hiburan belaka.
"Ini bukan acara berkelanjutan, hanya untuk hiburan saja. Nanti pun kontesnya ketika elekton (organ tunggal) sementara beristirahat, jadi hanya selingan," kilahnya.
Kecaman Warga Makassar
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Sanusi Baco, mengecam rencana Pemilihan Ratu Waria 2018 yang bakal digelar pada Senin, 22 Januari 2018 tersebut.
"Tidak bolehlah, kegiatan seperti ini seharusnya tidak digelar," kata Sanusi Baco.
Apalagi, ia menambahkan, kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 tersebut dilaksanakan hanya untuk seru-seruan belaka. Ia pun memastikan akan melaporkan rencana kegiatan tersebut kepada Kementerian Agama.
"Apa pun alasannya tidak dibenarkan kegiatan waria itu, apalagi sampai ada pemilihan ratu segala. Nanti saya laporkan juga ke Kemenag agar segera mengambil sikap," katanya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani, mengungkapkan hingga saat ini kepolisian belum menerima surat permohonan izin dari penyelenggara terkait pelaksanaan kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 itu.
"Belum ada (permohonan izin) masuk ke kami sampai saat ini," kata Dicky saat dikonfirmasi, Kamis malam, 18 Januari 2018.
Dicky pun menegaskan jika kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 itu tetap akan dilaksanakan, maka polisi akan membubarkannya secara paksa.
"Kalau mereka tetap memaksa, maka akan kita bubarkan," katanya.
Senada dengan Kabid Humas Polda Sulsel, Wakapolrestabes Makassar, AKBP Hotman C. Sirait, juga mengatakan bahwa hingga saat ini kepolisian belum menerima permohonan izin dari penyelenggara kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 di Kota Makassar.
"Belum ada ke polrestabes," kata Hotman singkat.
Awalnya, jelas Hotman, mereka harus mempunyai surat rekomendasi dari Kesbang dan pemilik gedung tempat kegiatan itu berlangsung lalu mengajukan izin keramaian ke polisi.
"Nanti akan diteliti oleh kepolisian dan mempertimbangkan aspek keamanan yang menjadi prioritas. Jika memicu kericuhan maka kita tidak akan beri izin," ucapnya.
Hotman pun telah menugaskan anggotanya untuk mengecek kebenaran terkait rencana kegiatan kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 itu. "Tapi sekarang Intelkam sudah cek ke alamat panitianya, nanti kita kasih info," Hotman memungkasi.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, pun angkat bicara mengenai beredarnya informasi pendaftaran Pemilihan Ratu Waria 2018, yang rencananya digelar di Salon King milik seorang waria bernama Ocha di Jalan Kelapa III, Kota Makassar.
Menurut orang nomor satu di Kota Makassar yang akrab dipanggil Danny itu, kontes Pemilihan Ratu Waria 2018 berpotensi menimbulkan keresahan dan mengganggu ketentraman masyarakat.
"Aduh bahaya itu. Kegiatan apa pun harus tetap mempertimbangkan kondisi sekitar. Kontes waria tentu akan meresahkan warga," kata Danny saat dikonfirmasi.
Apalagi, lanjut Danny, jika ternyata kegiatan tersebut tidak memiliki izin dari Badan Perizinan Kota Makassar, Kesbangpol Kota Makassar, dan pihak kepolisian, itu akan sangat berbahaya. "Jelas sangat bahaya kalau tidak ada izinnya," ucap dia.
Menanggapi informasi yang telah ramai dibicarakan di media sosial, Danny mengaku akan segera memerintahkan camat untuk menertibkan acara tersebut.
"Camat Panakkukang akan segera bertindak karena kabar soal kegiatan ini sudah heboh di kalangan masyarakat," ujarnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement