Liputan6.com, Sikkim - Pemerintah Kota Sikkim, Provinsi Himalaya, India, memberlakukan undang-undang yang terbilang unik. Kini, masyarakat setempat diizinkan untuk mengadopsi sebatang pohon sebagai anak dan saudara mereka.
Dikutip dari laman Al arabiya, Jumat (19/1/2018), bukan hanya bisa diadopsi, warga juga boleh mengangkat sebatang pohon sebagai pengganti kerabat mereka yang sudah meninggal.
Wilayah Sikkin, India, sendiri terletak di sebelah timur dan berbatasan langsung dengan daratan China.
Baca Juga
Advertisement
Dapat dikatakan, jika UU yang telah diberlakukan ini jadi satu-satunya yang ada di dunia dan telah diberlakukan pada 2017.
Ternyata, cikal bakal terbentuknya UU ini berdasarkan kampanye yang dilakukan pihak Departemen Kehutanan Lingkungan dan Pengelolaan Margasatwa di wilayah itu.
Warga yang ingin mengadopsi pohon dapat mengisi formulir dan menyerahkannya kepada pihak departemen kehutanan untuk segera diproses.
Setelah diperiksa dan pemohon dinyatakan pantas, ia secara resmi diputuskan dapat mengadopsi sebatang pohon itu.
"Pohon adalah teman baik manusia. Mengadopsi mereka sebagai anak dan saudara adalah langkah yang bagus. Selama ini, pohon sudah memberi banyak manfaat bagi umat manusia," ujar Subhas Dutta, seorang pakar ekologi.
Sejumlah Wanita di Peru Nikahi Pohon
Beda halnya dengan kasus adopsi pohon, di Peru ada sejumlah wanita yang menikahi pohon.
Dilansir dari laman Dailymail.co.uk, panitia pernikahan bahkan mengganti confetti yang biasa terdiri atas dengan kertas-kertas kecil dengan dedaunan.
Selepas prosesi pernikahan, para wanita dipersilakan satu per satu mencium pohon yang secara resmi telah menjadi "suami" mereka. Dalam pernikahan itu, sang pengantin wanita telah berjanji untuk menjaga jodohnya hingga maut memisahkan.
Ternyata, prosesi pernikahan tersebut digelar oleh seorang seniman sekaligus aktivis pencinta lingkungan Richard Torres.
Pria tersebut berperan sebagai pendeta yang membacakan janji pernikahan. Sementara, para wanita tersebut adalah aktris lokal yang sudah diminta untuk hadir dalam acara tersebut.
Pernikahan antara manusia dan pohon ini sebenarnya adalah sebuah kampanye agar masyarakat dapat mencintai lingkungan.
"Kami ingin memberi pesan perdamaian dan berharap agar masyarakat dapat memahami betapa pentingnya merawat pohon," ujar Torres
Sementara itu, salah satu pengantin wanita yang turut berpartisipasi dalam pernikahan tersebut adalah Patricia Serra. Ia mengatakan, acara ini akan membuat masyarakat mencintai pohon dan berkomitmen seumur hidup.
"Pohon memang tak bersuara, tetapi kami paham akan kondisinya," ujar Serra.
Torres mengatakan, sudah banyak pohon yang ditebang untuk pembangunan di pusat kota Lima.
Selain di Peru, pria itu juga berencana untuk menggelar aksi serupa (menikahi pohon) di beberapa negara di Amerika Latin lainnya.
Advertisement