Selama 23 Tahun, Pria Ini Minta Maaf di Depan Abu Istrinya

Diiringi rasa bersalah dan penyesalan akibat kematian sang istri, pria di Jepang meminta maaf setiap hari di depan abu jenazah istri.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 19 Jan 2018, 18:00 WIB
Bencana gempa Hanshin di Jepang. Source: Wikimedia

Liputan6.com, Jakarta Kepergian orang-orang terdekat kadangkala terasa sangat berat dan sulit untuk dilupakan. Inilah yang dirasakan oleh Yoshiteru Yamamoto (85) yang selalu mengunjungi abu jenazah istrinya.

Selama 23 tahun pria itu tak pernah absen menyampaikan doa dan permintaan maafnya kepada mendiang istri. Setelah kematian Kazuko, istri yang telah dinikahinya selama 30 tahun lebih, Yamamoto terus diliputi perasaan bersalah karena tak mampu menyelamatkan nyawa istri tercintanya.

Kematian sang istri disebabkan karena gempa besar Hanshin, yang melanda Jepang pada 17 Januari 1995.

Detik-detik sebelum gempa itu terjadi, Yamamoto hanya tinggal berdua bersama sang istri di rumah. Biasanya mereka tidur bersama di lantai atas, tetapi saat itu keduanya bangun di lantai pertama rumah.

Sambil menonton video, istri Yamamoto tengah tertidur di meja kotatsu (meja pemanas yang ditutup dengan selimut). Sedangkan Yamamoto memutuskan untuk berjalan-jalan ke luar rumah.

Pada pukul 05.46 pagi, gempa 7,3 Skala Richter terjadi dan merobohkan lantai dua rumah Yamamoto. Setelah gempa berakhir, dengan segera Yamamoto pulang ke rumah untuk mencari istrinya.

 


Upaya penyelamatan Kazuko

Kebakaran akibat gempa besar Hanshin di Jepang pada 1995. Source: Hiking & Survival in Japan/Youtube

Yamamoto menemukan Kazuko terbaring di bawah reruntuhan bangunan rumah. Kazuko sempat mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan meminta suaminya untuk membantunya keluar.

Yamamoto segera berusaha meminta bantuan tetangganya. Namun, upaya penyelamatan Kazuko ternyata tak mudah dilakukan, sehingga Yamamoto semakin kehilangan waktu untuk menyelamatkan sang istri.

Salah seorang tetangga sempat berusaha menggunakan gergaji untuk mengeluarkan Kazuko dari puing-puing kayu. Sayangnya, gergaji yang digunakan tak mampu memotong puing kayu yang menimpa tubuh Kazuko.

Kemudian hal ini semakin diperparah karena munculnya api dalam rumah Yamamoto. Pria itu sempat bergerak ke arah istrinya untuk segera menolongnya. Namun, para warga menarik Yamamoto untuk mencegah ia melakukan tindakan nekat.

Pria itu hanya bisa menjerit putus asa ketika rumah mereka dan istrinya terbakar oleh api. Suara Kazuko yang gemetar dan peristiwa kebakaran itu merupakan hal yang tak dapat dilupakan Yamamoto selama seumur hidupnya.


Tak ada kata selain maaf yang ditujukan kepada istrinya

Daftar nama-nama korban yang meninggal akibat gempa besar Hanshin. Credits: Taku Hosokawa/ Asahi Shimbun

Setelah empat hari kejadian tragis itu berlalu, Yamamoto akhirnya kembali ke rumah bersama dengan anaknya untuk mengumpulkan abu jenazah sang istri.

Penyesalan Yamamoto ialah tak bisa menyelamatkan Kazuko sampai saat terakhirnya. Oleh sebab itu, Yamamoto tak pernah lupa mengucapkan minta maaf dan penyesalannya di depan abu sang istri.

"Saya masih merasa setiap hari adalah tanggal 17 Januari 1995. Selama 23 tahun terakhir, saya tak pernah merasa waktu berlalu," ujar Yamamoto, dilansir dari The Asahi Shimbun, Jumat (19/1/2018).

Tak hanya Yamamoto saja yang mengalami kejadian tragis dari bencana tersebut. Warga-warga Jepang lainnya yang turut berduka, pasti akan memperingati gempa Hanshin setiap tanggal 17 Januari.

Tahun ini merupakan peringatan ke-23 tahun setelah bencana itu terjadi. Biasanya perayaan ini mengundang para keluarga dan kerabat untuk datang dan mendoakan korban yang tewas akibat gempa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya