Liputan6.com, Jakarta Wabah penyakit campak dan gizi buruk yang berlangsung di Kabupaten Asmat sejak bulan September 2017 hingga Januari 2018 meninggalkan duka mendalam. Sebanyak 67 balita meninggal dunia. Temuan lain menyebut bahwa RSUD Asmat telah merawat ratusan pasien campak sebanyak 393 pasien rawat jalan dan 175 pasien rawat inap.
Sebagai langkah untuk membantu pemerintah, Wahana Visi Indonesia (WVI) langsung merespons Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk dan Campak di Kabupaten Asmat. Yayasan Kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk membawa perubahan berkelanjutan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam keterbatasan ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan (nakes) dan kader.
Advertisement
“WVI mendukung segala upaya yang dilakukan pemerintah daerah dan pusat. WVI akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat untuk mempersiapkan langkah preventif terhadap KLB yang terjadi di Kabupaten Asmat," kata dr. Michael Bantung, Maternal Child Health and Nutrition Specialist, WVI Zonal Papua, di Wamena, melalui rilis yang diterima Health-Liputan6.com, Jumat (19/1/2018).
Simak juga video menarik berikut :
Penguatan nakes dan kadar kesehatan
Michael melanjutkan, salah satu upaya yang dilakukan WVI adalah mempersiapkan implementasi program penguatan kapasitas nakes dan kader kesehatan berbasis masyarakat.
Dalam upaya memastikan kapasitas masyarakat dalam menangani situasi semacam ini di kemudian hari, WVI akan memulai asesmen awal di wilayah terdampak KLB akibat penyakit campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat pada tanggal 3 Februari 2018, setelah pemerintah melakukan tindakan kuratif terhadap masyarakat yang terdampak.
Aksi yang dilakukan WVI untuk memaksimalkan penyaluran bantuan dari Pemerintah Pusat ke pemerintah Provinsi Papua melalui Kementerian Kesehatan Nasional, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Regional.
Berbagai upaya untuk menangani KLB di Kabupaten Asmat telah dilakukan seperti menerjunkan alat bantu medis dan vaksin. Sementara TNI dan Polda juga merespons KLB ini dengan menerjunkan 30 tenaga medis serta helikopter sebagai sarana transportasi udara. Rencananya, pemerintah melakukan tindakan kuratif ini selama satu bulan tanggap darurat.
Advertisement