Kapolri: Polda Metro Punya Gedung Bagus, tapi Masih Rawan Teroris

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Polda Metro Jaya. Salah satunya soal kesemrawutan parkir dan sistem keamanan.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 19 Jan 2018, 20:55 WIB
Kapolri meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian bangga terhadap Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya yang baru saja ia resmikan. Dia bahkan mengklaim gedung tersebut lebih baik dari markas kepolisian Scotland Yard di London, Inggris, dan Singapura.

"Gedung ini tidak kalah dan saya yakin jauh lebih rapi. Karena saya masuk ke Scotland Yard di London tiga kali, itu kumuh. Yang ini Bapak-Bapak bisa lihat marmer rapi semua," ujar Tito di sela peresmian Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Jumat (19/1/2018).

Kendati, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Polda Metro Jaya. Salah satunya soal kesemrawutan parkir dan sistem keamanan di markas polisi tersebut. Bahkan, markas polisi yang ada di jantung Ibu Kota ini masih dinilai cukup rawan terhadap ancaman terorisme.

"Kalaupun ada pelaku teror, mungkin menaruh bom di samping gedung Polda ini kita tidak terdeteksi karena susah membedakan antara pengunjung dengan anggota Polri," kata dia.

Dengan begitu, salah satu jalan keluarnya, yakni membuat tempat parkir yang lebih besar. Area parkir di Polda Metro Jaya sejatinya telah direncanakan cukup lama. Bahkan, saat Tito masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

Saat itu, peletakan batu pertama proyek pembangunan tempat parkir dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Maret 2016. Namun, hingga saat ini, pembangunan tempat parkir Polda Metro Jaya mangkrak.

Proyek tersebut mandek lantaran terkendala anggaran. Semula pembangunan tempat parkir itu dibiayai melalui kewajiban pengembang proyek reklamasi, tapi batal. Nantinya proyek tersebut akan dibangun menggunakan APBN.

Rencananya, gedung parkir yang dibangun di atas lahan seluas 30.526 meter persegi itu memiliki delapan lantai dengan fasilitas landasan helikopter di atap bangunan (P-8). Selain itu, terdapat ruang kerja administrasi kantor di lantai dasar (P-1) dan lantai 1 (P-2).

"Nanti kalau sudah dibangun bisa muat sekitaran 2 ribu. Semua kecuali perwira menengah ke atas yang boleh masuk area ini (Gedung Promoter), yang lain di sana," ucap Tito.

Dengan adanya tempat parkir yang besar, semua kendaraan milik anggota di bawah perwira menengah dan pengunjung tidak boleh masuk hingga gedung utama Polda Metro Jaya. Sistem keamanannya juga akan diperketat.

"Nanti akan ditutup dengan pagar besi mungkin, sehingga yang masuk bertamu akan meninggalkan ID, kecuali anggota. Sehingga bisa dibedakan yang mana polisi atau anggota dan mana yang pengunjung yang lain," tandas Tito.


Untuk Densus 88 Antiteror

Kapolri meresmikan Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Gedung Promoter di Polda Metro Jaya yang baru saja diresmikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama. Gedung setinggi 23 lantai itu baru bisa diresmikan setelah 13 tahun lebih.

Proyek pembangunan gedung pencakar langit di markas polisi itu diprakarsai oleh mantan Kapolri Jenderal Purnawirawan Dai Bachtiar dan mantan Kapolda Metro Jaya almarhum Irjen Purnawirawan Firman Gani. Pembangunan dimulai pada akhir 2004.

"Dulu saya mengajukan gedung itu untuk Densus 88 Antiteror," ujar Dai Bachtiar di sela menghadiri acara peresmian Gedung Promoter di Mapolda Metro Jaya, Jumat (19/1/2018).

Kebutuhan markas Densus 88 Antiteror kala itu cukup mendesak, mengingat banyaknya serangkaian aksi teror yang terjadi di Indonesia. Dengan begitu, perlu dibangun kantor yang tinggi agar memiliki kapasitas besar.

"Dulu pemikiran kita terorisme akan terus berkembang. Bukan untuk terorisme saja tapi untuk menangani segala bentuk kejahatan yang ada juga," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya