Liputan6.com, Jakarta - Grand Final Asia Pacific Predator League (APL) 2018 baru saja digelar mulai dari 19 Januari hingga 21 Januari 2018, di Mall Taman Anggrek, Jakarta.
Selama tiga hari penyelenggaraan, gamer yang mengunjungi mal akan disajikan pertarungan sengit delapan tim yang terpilih dari masing-masing negara peserta turnamen.
Melihat banyaknya masyarakat yang antusias dengan turnamen eSports ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang diwakili oleh Dr. Hamka Hendra Noer, M.Si, Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Rekreasi pun angkat bicara.
Baca Juga
Advertisement
Kepada Tekno Liputan6.com, Hamka yang ditemui usai membuka turnamen APL 2018 di Mall Taman Anggrek mengatakan, eSports termasuk ke dalam kategori olahraga rekreasi wisata.
"Selama ada komunitas atau kelompok yang berkreasi untuk olahraga macam ini, Kemenpora pasti akan selalu mendukung." ucap Hamka.
Karena itu, ia berharap baik dari Kemenpora, IeSPA, dan Acer bisa duduk bersama membahas cara terbaik untuk mengembangkan eSports di Indonesia lebih baik ke depannya.
"Saya sempat bertanya kepada pihak IeSPA dan Acer alasan kenapa turnamen sebesar ini diadakan di Mall. Apakah turnamen eSports seperti ini bisa digelar di venue lain, seperti Sports Center atau stadion Gelora Bung Karno?" ucapnya.
Baik IeSPA dan Acer mengatakan bisa. Mereka juga sempat menunjukkan foto beberapa turnamen eSports yang diadakan di beberapa stadion olahraga.
"Saya memang tidak terlalu 'mendalami' eSports, tetapi saat lihat perkembangannya di Eropa dan Amerika Serikat, kompetisi ini sudah menjadi sportainment layaknya UFC," katanya.
Ingin Adakan Kejuaraan Nasional eSports
Lebih lanjut, Hamka juga mengungkap keinginannya untuk menggelar kejuaraan nasional eSports.
Nantinya, tiap-tiap tim yang menang kualifikasi bisa diundang ke Jakarta dan diadu kembali untuk menentukan siapa tim eSports terbaik di Indonesia.
"Turnamen eSports ini akan lebih menarik bilamana diadakan kejuaraan nasional, dimana nantinya kompetisi ini akan diendorse langsung oleh Kemenpora," ujarnya.
Diakui, perkembangan eSports di Indonesia saat ini masih menghadapi kendala. Salah satu tantangan tersebut adalah sulitnya menghapus anggapan negatif tentang dunia gim.
"Edukasi dampak positif tentang gim ini merupakan tantangan terbesar kita. Banyak orangtua dan masyarakat yang sudah menganggap gim itu negatif," jelasnya.
Ia menambahkan, setelah berdiskusi lama dengan ketua IeSPA dan pihak Acer, nyatanya banyak gim-gim yang dipertandingkan itu mengandalkan intelektualitas, dedikasi, loyalitas, dan komitmen masing-masing pemain terhadap timnya.
Kami pun sempat menanyakan kabar terkini tentang rencana pertandingan ekshibisi digelaran ASEAN Games 2018 pada 18 Agustus 2018.
"Saat ini masih belum ada informasi baru yang bisa saya share, nanti kalau ada informasi baru bakal diinformasikan ke teman-teman media," pungkas.
(Ysl/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement