Liputan6.com, Jakarta Sarah Scantlin adalah mahasiswa baru di perguruan tinggi setempat di Hutchinson, Kansas. Mahasiswa itu juga mendapat pekerjaan sampingan yang bagus di sebuah toko pakaian lokal. Awalnya, semua tampak baik-baik saja bagi wanita itu.
Baca Juga
Advertisement
Suatu hari di tahun 1985, Sarah baru saja meninggalkan sebuah klub malam yang ia datangi bersama teman-temannya. Malang, saat ia kembali ke mobilnya, seorang sopir mabuk menabrak wanita itu, menjatuhkannya ke sisi lain jalan tempat mobil lain melaju.
Remaja itu dilarikan ke rumah sakit, namun kondisinya sangat mengerikan. Tengkoraknya hancur, kakinya terpelintir, Sarah jatuh koma.
Selama dua dekade berikutnya, yang bisa dilakukan wanita itu hanya bernapas. Keluarga Sarah berusaha tetap menyemangati dengan gadis itu dan mengajarkan cara berkomunikasi baru dengan mengedipkan mata. Satu kali untuk 'ya' dan dua kali untuk 'tidak'.
Tapi respon remaja itu tak jelas, sehingga keluarganya ragu Sarah mengerti apa maksud mereka. Kemudian, pada Februari tahun 2005 keajaiban terjadi.
Tiba-tiba, orang tua Sarah menerima telepon dari tempat perawatan anaknya.
"Hai, Bu."
"Sarah, apa itu kamu?"
"Iya, Bu."
"Apa kabar?"
"Aku baik-baik saja."
"Apa kamu butuh sesuatu?" tanya ibunya.
"Aku butuh makeup."
Itu merupakan permulaan dari rangkaian pemulihan Sarah yang benar- benar aneh. Ternyata, wanita itu sudah mulai bisa berbicara pada Januari 2005 tapi menunggu sampai Hari Valentine untuk menghubungi orang tuanya.
Selanjutnya
"Saya tak berpikir itu akan terjadi, sudah lama sekali sejak aku mendengar suaranya terakhir kali," ungkap Betsy, sang ibu, kepada CBS News.
Bahkan, para dokter terkejut dengan proses pemulihan Sarah yang sangat tidak biasa. Mereka menduga, seiring berjalannya waktu, otak wanita itu memperbaiki dirinya sendiri, membawa kembali kemampuannya berbicara.
Bahkan, keluarga Sarah baru tahu bahwa selama ini wanita itu sebenarnya sadar. Ia bahkan tahu sedikit tentang dunia luar dari berita yang ditayangkan di tv di ruanganya.
Ia bisa menjawab peristiwa 9/11 dan apa itu compact disc. Tapi saat ditanya usianya, ia mengira dirinya masih berusia 22 tahun, bukan 38. Dengan kata lain, selama koma, otaknya tetap berpikir bahwa ia masih di tahun 1980-an.
Meski akhirnya ia harus menggunakan kursi roda dan menderita kejang otot selama sisa hidupnya, ia terus berbicara tentang kisah hidupnya. Ia bahkan diperkenalkan kembali pada teman-teman lamanya.
Sarah terus bertahan hidup selama 12 tahun berikutnya. Sebelum akhirnya ia menyerah pada kematian akibat gagal napas pada usia 50 tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Baca Juga
Kisah Ajaib saat Mobil KH Mahrus Ali Lirboyo Tenggelam di Bengawan Solo, Baju Tak Basah Keluar Sambil Merokok
Kisah Karomah Habib Sholeh Tanggul, Tepukan Ringan Penyembuh Penyakit Langka Putra Raja Arab Saudi
Kisah Karomah KH Achmad Qusyairi Nyaris Tertabrak Kereta Api Listrik, Eh.. Tiba-Tiba Listrik Padam
Advertisement