Liputan6.com, Jakarta PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) menghadirkan model terbaru dari Kawasaki Ninja 250 pada 18 November 2017. Ubahan yang dialami model baru ini terbilang sangat signifikan jika dibanding pendahulunya.
All new Ninja 250 menggunakan sasis baru yang mengadopsi teknologi rangka sportbike Ninja H2. Sebagai motor sport sejati, Ninja 250 memiliki desain yang agresif.
Baca Juga
Advertisement
Sorotan lampu depan dual lamp LED terlihat tajam karena dibuat meruncing dan windshield yang lebih tinggi. Sementara buritan dibuat lebih pendek sehingga nampak seperti model big bike.
All new Ninja 250 lebih ringan. Jika model 2017 memiliki bobot kosong 172 kg (model standar) dan 174 kg (model ABS). Model 2018 memiliki bobot kosong 164 kg (untuk model standar) dan bobot kosong 167 kg (model ABS). Perbedaan bobot mencapai 8 kg untuk model standar dan 7 kg untuk model ABS.
Polling otomotif pekan lalu mengajak pembaca untuk memilih Kawasaki Ninja 250 generasi terbaru atau Ninja 250 generasi sebelumnya. Hasil polling tersebut adalah:
Perubahan tersebut ternyata berhasil memikat para pecinta roda dua di Indonesia. Berdasarkan polling otomotif pekan lalu yang diikuto lebih dari 600 pembaca. 72 persen pembaca lebih menyukai model Kawasaki Ninja terbaru, sedangkan 28 persen ternyata masih terlena dengan desain Ninja 250 generasi sebelumnya.
Bernostalgia dengan Si Jadul Kawasaki W175
Belum lama ini Liputan6.com diberi kesempatan oleh PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) untuk mencoba produk terbarunya yakni Kawasaki W175. Kami pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mencoba motor baru bertampang jadul tersebut.
Bagi kami, Kawasaki W175 merupakan "bahan" bagi yang suka atau berniat modifikasi bergaya klasik. Pasalnya, tinggal beri sedikit ubahan saja maka motor ini bisa berubah jadi Caferacer ataupun Scrambler.
Meski dalam kondisi standar, motor ini juga cukup menarik perhatian. Dari segi tampilan, teknologi hingga sensasi berkendaranya, motor ini seakan-akan membuat kita flashback ke jaman dahulu.
Kawasaki W175 cocok untuk jalan santai dan menikmati perjalanan. Dengan kata lain, motor ini tidak untuk kebut-kebutan.
Berbekal mesin 177 cc SOHC satu silinder berdaya 12,8 Tk pada 7.500 rpm, dan torsi puncak 13,2 Nm pada 6.000 rpm dengan transmisi 5 percepatan, tarikan awal W175 terbilang responsif. Untuk stop and go di jalur perkotaan yang padat terbilang asyik.
Tapi kalau digeber lebih dari 90 km/jam tenaga seperti ngempos dan terjadi getaran cukup hebat yang berasal dari mesin. Getaran itu terasa hingga ke setang.
Penasaran seperti apa review Kawasaki W175 versi Liputan6.com, simak videonya di bawah ini:
Advertisement