ESDM Dukung Penerangan Marinir di Wilayah Terluar dan Terpencil

Kementerian ESDM serahkan 200 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kepada Korps Marinir.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Jan 2018, 19:55 WIB
Terangi Desa Belum Berlistrik, ESDM Berikan Lampu Tenaga Surya

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), menyerahkan 200 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kepada Korps Marinir.

‎Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE, Rida Mulyana mengatakan, pembagian LTSHE ke Korps Marinir merupakan salah satu program dari Kementerian ESDM, khusus untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjaga pulau terluar dan perbatasan.

"Dari awal sudah kita design. Kita memang ingin agar saudara kita yang mendapat tugas menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berada di pulau terluar atau perbatasan, sedikit banyaknya tertolong dengan ini," kata Rida, di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Rida menegaskan, pemberian lampu ini bukan bantuan, melainkan sebuah dukungan bagi para marinir dalam mengemban tugas negara.

"Kami sangat bisa membayangkan bagaimana sulitnya teman-teman di sana. Semoga apa-apa yang kita lakukan saat ini banyak manfaatnya bagi negara," tutur Rida.

Program LTSHE ini memang didesain khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri ESDM Ignasius Jonan, untuk mewujudkan keadilan. Lantaran saat ini masih banyak masyarakat yang berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal belum merasakan listrik.

"Pak jokowi kebetulan sudah menggelontorkan Nawacita, kemudian program ini harus selesai dalam 2 tahun, 2017 dan 2018. Masih ada 2.519 desa yang masih gelap gulita dan itu semua saudara-saudara kita, yang paling terenyuh, kalau kita ke daerah, mereka itu dengan Bahasa Indonesia yang fasih dan memegang erat merah putih," papar dia.

Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, mengapresiasi terhadap dukungan dari Kementerian ESDM bagi Korps Marinir pada program LTSHE ini.

“Saya yakin lampu ini akan bermanfaat bagi prajurit-prajurit saya, yang ada di pulau-pulau terluar sana, kemudian satgas-satgas kami di perbatasan, serta satuan-satuan kami yang lain apabila sedang berlatih di hutan, dipantai, dimanapun juga, kita kesulitan menemukan penerangan. Semoga ini bermanfaat bagi kita semuanya," tutur Bambang.

Seperti yang diketahui, Penyediaan LTSHE merupakan salah satu pelaksanaan program Nawa Cita Presiden Republik Indonesia (RI) di sektor ESDM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum tersambung dengan jaringan tenaga listrik di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir dan pulau-pulau terluar.

Penyediaan LTSHE ini diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2017 tentang Penyedian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi Bagi Masyarakat yang Belum Mendapatkan Akses Listrik dan aturan turunannya yaitu Peraturan Menteri ESDM Nomor 33 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi Bagi Masyarakat yang Belum Mendapatkan Akses Listrik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


100 Rumah Desa Pulau Buru Nikmati Penerangan Tenaga Matahari

Teknisi pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE) Arthur Ridwal Syahreza (Foto: Liputan6.com/Pebrianto W)

Sebelumnya, sebanyak 100 rumah tangga di Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru Maluku akhirnya menikmati penerangan listrik. Sumber energi penerangan yang dipakai berasal dari Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).

Kepala Unit Pengendalian dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Simon Laksmono Himawan mengatakan, Desa Waengapan merupakan salah satu dari 2.500 desa di Indonesia yang belum menikmati listrik.

"Di Indonesia masih ada 2.500 desa yang belum dapat listrik. Desa Waengapan ada 100 keluarga," kata Simon, saat menyerahkan LTSHE, di Balai Desa Waengapan, Buru Maluku, Selasa 19 Desember 2017.

Simon melanjutkan, saat ini 100 rumah tangga telah menikmati penerangan listrik yang berasal dari LTSHE. Satu paket LTSHE terdiri dari panel surya berkapasitas 30 Watt peak (Wp), empat lampu LED dan kabel panel.

"Pemerintah melalui Kementerian ESDM membagikan LTSHE untuk Desa Waengapan," tutur Simon.

Simon mengungkapkan, penggunaan LTSHE sebagai sumber penerangan hanya sementara, untuk menunggu jaringan listrik dari PT PLN (Persero)dalam 3 tahun ke depan.

"Ini (LTSHE) hanya untuk penerangan, sambil menunggu pembangunan jaringan listrik PLN 3 tahun dari sekarang," jelas Simon ke warga desa yang hadir.

Kepala Desa Waengapan Antonnius Nurlatu menyambut gembira kehadiran LTSHE yang diberikan pemerintah.

Dia menyatakan, bantuan tersebut sangat membantu warganya, sebelumnya masyarakat Waengapan hanya menggunakan obor untuk penerangan saat malam hari. "Sebelumnya belum ada listrik, kami ini sangat menderita," dia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya