Obama Akan Aktif Berpolitik di 2018, Donald Trump Harus Khawatir?

Juru bicara mengatakan, Barack Obama akan aktif secara politik pada tahun 2018. Patutkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump khawatir?

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Jan 2018, 11:00 WIB
The Obama's dan The Trump's (AP Photo)

Liputan6.com, Washington, DC - Setahun usai keluar dari Gedung Putih, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tak lepas dari sejumlah kesibukan.

Ia melanglang buana -- bahkan ke Indonesia --, menulis memoar, berpidato, membuat yayasan, mendirkan sebuah 'presidential centre' di Chicago, serta hadir menjadi juri dalam sidang yang digelar di kota kelahirannya itu.

Kini, memasuki tahun 2018, kesibukan apa yang akan dilakukan oleh 'Si Anak Menteng' itu?

"Ia akan terus aktif secara politis pada tahun 2018, dengan lebih banyak mendukung sesuatu, dan lebih banyak kampanye," kata Katie Hill, juru bicara untuk Obama seperti dikutip dari The Chicago Tribune, Minggu (19/1/2018).

Kendati diprediksi akan aktif secara politis, seorang rekan Barack Obama menyebut bahwa 'Si Pria Chicago' itu tetap akan berusaha untuk menghindari sorotan.

"Jika ia melakukan hal sebaliknya (mencari sorotan), Obama justru berisiko akan mengambil 'oksigen politik' dari Partai Demokrat pada tahun politik 2018 yang krusial ini," lanjut si rekan Obama yang anonim itu.

Mid-Term Election 2018

Amerika Serikat akan melaksanakan Mid-Term Election 2018 pada November nanti, di mana sebuah pemilihan umum akan kembali digelar untuk memilih anggota Kongres, Senat, dan beberapa Gubernur Negara Bagian -- terkecuali presiden -- di Amerika Serikat.

Donald Trump dan Partai Republik akan melakukan 'pertarungan politik' penting melawan kelompok oposisi dari Partai Demokrat dalam Mid-Term Election 2018 tersebut. Mereka akan memperebutkan status 'majorities' atau mayoritas untuk kursi parlemen -- baik Kongres dan Senat.

Saat ini, Republik merupakan penyandang status mayoritas di parlemen.

Namun, menyusul beragam isu yang 'melemahkan' Trump dan Partai Republik sepanjang 2017 lalu, partai berjulukan 'the Grand Old Party' itu agak cemas, bahwa mereka dapat kehilangan kursi di Senat dan Kongres pada Pemilu Paruh Waktu 2018.

Ditambah lagi dengan prediksi partisipasi aktif Barack Obama pada tahun 2018 nanti. Pertanyaannya, patutkah Trump cemas?


Patutkah Donald Trump Cemas?

Barack Obama menyalami Donald Trump jelang penyampaian pidato pertama Trump sebagai Presiden AS di Capitol Hill, Washington DC, AS, Jumat (20/1). Dikabarkan, Trump sendiri yang menulis dan menyusun pidato pelantikannya. (AFP Photo)

Jika Presiden Donald Trump dan Partai Republik sudah merasa khawatir untuk mempertahankan status mayoritas mereka di Kongres dan Senat pada November 2018 nanti, kini, ada satu faktor lagi yang dianggap mampu menambah kecemasan mereka; Barack Obama.

Seperti dikutip dari Newsweek, Obama pernah bersumpah untuk -- tak hanya aktif secara politis namun juga -- bekerja dan mendukung kandidat politik, calon anggota Kongres dan Senat yang berusaha untuk mempertahankan 'warisan dan agenda Obama'.

Pada tahun 2017, Obama telah tampil pada sejumlah kampanye untuk beberapa kandidat Gubernur Negara Bagian AS.

Ia muncul di Virginia untuk mendukung kandidat gubernur yang akhirnya menang, Ralph Northam. Obama juga tampil di New Jersey untuk mendukung kandidat gubernunr Phil Murphy.

Kerap Mengkritik Trump, Secara Implisit

Di samping itu, sepanjang tahun 2017 lalu pun, Obama kerap melayangkan kritik terhadap Trump dan kebijakannya -- meski diutarakan secara implisit.

Lebih khusus lagi, Obama pernah menentang upaya anggota Kongres dan Senat dari Partai Republik untuk mencabut Obamacare serta mengkritik Trump atas keputusannya menarik AS keluar dari kesepakatan iklim Paris.

Di sisi lain, Trump tengah mengalami penurunan kepopuleran. Pada survei approval rating 2017, sang miliarder nyentrik mencatat presentase yang rendah. Obama di satu sisi, justru menjadi lebih populer di masa pasca-kepresidenannya.

Bahkan, menjelang akhir tahun 2017, presentase approval rating Obama lebih tinggi daripada Trump di Negara Bagian Alabama -- yang sejatinya bertradisi menjadi pendukung Partai Republik.

Selain itu, dalam sebuah polling pada September 2017, 52 persen responden menyatakan bahwa mereka berharap Obama masih duduk di kursi kepresidenan. Peran aktif sang mantan presiden pada pemilihan tahun 2018 kemungkinan akan terus memicu basis Demokrat yang sudah aktif sebelumnya.

Maka, seperti dikutip dari Newsweek, aktifnya Obama di 'tahun politik AS 2018' patut membuat cemas Trump dan politisi Partai Republik yang akan berkompetisi melawan Partai Demokrat pada Mid-Term Elections 2018 yang akan diselenggarakan November nanti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya