Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Presiden Moeldoko meminta TNI dan Polri semakin dekat dengan masyarakat di Asmat, Papua. Tujuannya, untuk memberikan edukuasi yang baik tentang kebiasaan demi kesehatan.
Moeldoko menilai, campak dan gizi buruk di Asmat karena memang banyak yang kurang peduli dengan kebiasaan setiap hari yang merugikan kesehatan.
Advertisement
"Tadi saya sudah sampaikan ke Ibu Menteri. Kita harus menggunakan teman-teman kita Babinsa terus Kepolisian yang sehari-hari bergaul dengan masyarakat setempat. Ini perlu edukasi," ucap Moeldoko di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Dia mengungkapkan, sudah mendapat lampu hijau dari Panglima TNI, Jenderal TNI Hadi Tjahjanto agar TNI memberikan edukasi.
Selain itu, juga meminta Menteri Kesehatan Nila F Moeloek melakukan komunikasi dengan para petugas kesehatan di Asmat. Sehingga segera bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk edukasi masyarakat.
"Tadi sudah saya bicarakan dengan Panglima. (Kata Panglima) oke nanti saya bantu," tutur Moeldoko.
7 Ton Obat-obatan Mengalir ke Asmat
Obat-obatan, makanan tambahan, tim dokter, dan paramedis berdatangan di Agats, Kabupaten Asmat, Papua. Obat-obatan dan bahan makanan seberat sekitar 7 ton diangkut dengan menggunakan Kapal Motor Tatamailau dari Timika menuju Asmat dengan jarak tempuh 10 jam perjalanan sungai.
Dalam rombongan tersebut, terdapat pula 45 paramedis dari Kementerian Kesehatan yang terdiri dari sembilan dokter spesialis dan sisanya perawat.
Bupati Asmat, Elisa Kambu, menyebutkan pendistribusian obat-obatan dan makanan akan dilakukan bersamaan dengan pengiriman dokter dan perawat gelombang ke-2 ke 19 distrik yang terjangkit wabah campak.
Sementara, paket bahan makanan tambahan yang diperuntukkan bagi keluarga pasien untuk proses pemulihan akan dilakukan esok hari.
Bantuan dana kesehatan untuk Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah campak di Asmat juga datang dari Pertamina MOR VIII Maluku-Papua senilai Rp 1,8 miliar. Dana tersebut meliputi pemberian bantuan tambahan asupan gizi dan pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan berupa perahu cepat.
"Target utama kami adalah balita dan ibu hamil yang akan dilakukan setiap bulan. Kapal cepat yang akan diserahkan di tiga titik digunakan sebagai ambulans," ucap Unit Manager Communication dan CSR Pertamina Marketing Operation Region VIII, Eko Kristiawan, Kamis (18/1/2017).
Fasilitas kesehatan yang belum memadai di Kabupaten Asmat, menjadi perhatian Pertamina. Aksi cepat tanggap penanganan gizi buruk untuk menekan jumlah korban.
"Program Pertamina Sehati dilakukan untuk penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan dan kebersihan sehari-hari. Ini juga sebagai wujud BUMN untuk negeri," tutur Eko.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement