Kata Hendropriyono Soal Mahar Politik Hingga Koalisi Pilpres 2019

Selain memprediksi kemenangan Jokowi, Hendropriyono juga menyoroti maraknya praktik mahar politik yang dilakukan sejumlah partai.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 19 Jan 2018, 21:25 WIB
AM Hendropriyono bersama Try Soetrisno saat deklarasi dukungan untuk Jokowi maju di Pilpres 2019, Jakarta, Senin (12/6). PKPI menilai Jokowi berhasil menerapkan pembangunan dengan kebijakan Indonesiasentris.‎ (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono telah meramalkan pemenang Pilpres 2019 ada Joko Widodo atau Jokowi. Jokowi bakal kembali dipilih masyarakat pada Pilpres 2019 karena muda, sipil, nasionalis, dan sudah memiliki bukti kerja.

"Orang yang bakal menang di Pilpres 2019 nanti adalah seorang yang memang populer di rakyat bawah dan masih muda. Kemudian yang kedua, piawai memang dia yang sudah menjalankan penugasan administrasi pemerintahan tahap demi tahap, siapa lagi kalau bukan Jokowi," ungkap Hendropriyono dalam dalam wawancara dengan Tim Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (19/1/2018).

Selain memprediksi kemenangan Jokowi, Hendropriyono juga menyoroti maraknya praktik mahar politik yang dilakukan sejumlah partai politik dalam Pilkada 2018.

"Seorang calon itu harus punya rencana, kemudin dibahas dengan partai menjadi program dan biaya pemenangannya berapa. Yang jadi masalah kalau diminta di depan, namanya jadi mahar, itu yang tidak betul," kata mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.

 


Koalisi Nasaeb

Ketua Umum PKPI, A.M Hendropriyono saat deklarasi dukungan untuk Jokowi maju di Pilpres 2019, Jakarta, Senin (12/6). Menurut Hendropriyono bangsa indonesia masih memerlukan sosok presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hendropriyono juga memprediksi, pada Pilpres 2019, Indonesia akan punya presiden dan wakil presiden yang yang didukung koalisi Nasaeb.

"Kita akan punya sepasang presiden dan wapres yang beraliran Nasaeb; nasionalis, agama, ekonomi, dan bisnis," ujar Hendropriyono.

Namun, ucap dia, prediksi itu akan mentah jika dalam pelaksanaan Pilpres 2019 terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Misalnya, terjadi kekerasan di masyarakat yang membuat pelaksanaan Pilpres 2019 jadi tak kondusif.

"Jika terjadi demokrasi jalanan atau kudeta militer, maka perkiraan tadi gugur atau batal dengan sendirinya," ungkap Hendropriyono.

Saksikan wawancara lengkap dengan AM Hendropriyono dalam video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya