Lestarikan Budaya, Kelompok Pemuda di Bojonegoro Gelar Atraksi Kesenian Sandur

Kesenian Sandur sempat eksis sebelum tahun 1966. Namun karena pergolakan politik, akhirnya tenggelam ditinggal warga.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 20 Jan 2018, 08:55 WIB

Fokus, Bojonegoro Nuansa tradisional hadir saat pagelaran perdana teater tradisional Sandur di gelar di Alun-Alun Kota Bojonegoro. Penerangan dengan obor membuat nuansa dulu begitu terasa. Sandur adalah kesenian teater tradisional asli Kabupaten Bojonegoro yang kini mulai dilupakan dan jarang tampil.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Sabtu (20/1/2018), demi melestarikan kesenian ini, kelompok pemuda yang tergabung dalam Sanggar Sayap Jendela kembali menampilkannya. Warga Kota Bojonegoro pun antusias menyaksikan pertunjukan teater tradisional seperti pertunjukan wayang orang ini.

Kesenian Sandur sendiri sempat eksis pada sebelum tahun 1966. Namun karena pergolakan politik, akhir geliatnya dan tenggelam ditinggal warga. Cerita Sandur di kemas dalam suasana santai dan penuh kritik sosial.

" Itu kesenian rakyat, jadi teater rakyat pada zaman dahulu. Kita berbentuk seperti wayang orang, " terang Bagus, salah satu Dalang tokoh Sandur.

Menurut Lila, salah satu warga yang ikut menyaksikan atraksi kesenian sandur ini memiliki ciri khasnya tersendiri dan berharap jangan pernah hilang di masyarakat. Selain teater tradisional juga ditampilkan atraksi Kalongkeng dimana seorang bermain tali diantara dua batang bambu yang saling dikaitkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya