Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pesimistis, target pemasangan jaringan gas rumah tangga sebanyak 1,9 juta sambungan dapat tercapai pada 2019.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Ego Syahrial mentakanan, saat ini realisasi sambungan jaringan gas rumah tangga baru sekitar 300 ribu sampai 400 ribu sambungan.
"Sekarang baru 300-400 ribu," kata Ego, seperti dikutip di Jakarta, Sabtu (20/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Ego menuturkan, dengan melihat realisasi terpasangnya jaringan gas rumah tangga saat ini, kemungkinan mencapai target jaringan gas rumah tangga sebanyak 1,9 sambung dengan sisa waktu 2 tahun sangat berat. "Tinggal 2 tahun lagi, ya berat. Susah," ujar dia.
Menurut Ego, jika mengacu pada tataran global untuk mendorong penggunaan gas bumi pada sektor rumah tangga, idealnya jaringan gas rumah tangga yang harus terpasang 3 juta sambungan. Sebab itu dalam rencana strategis dipatok target 1,9 juta sambungan pada 2019.
"Cuma kalau kita bicara tatanan global jargas kita mainnya baru 300 ribu sambungan, idealnya kalau kita udah bisa 3 juta sambungan kayak di Eropa, sesuai renstra kita kan 1,9 juta di 2019. cuma enggak semudah itu," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anggaran Program Gas Rumah Tangga Dialihkan
Sebelumnya, Rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambung 118 ribu jaringan gas rumah tangga harus pupus. Sebab anggaran untuk program tersebut dialihkan, sehingga pembangunannya dikurangi menjadi 78 ribu.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas bumi (Migas) Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, dalam rapat kerja dengan Komisi VII telah diputusan pengalihan anggaran program prioritas, di antaranya pembangunan jaringan gas.
"Kan gini, tadinya memang di awal saat sebelum raker kemarin itu tapi kan ada program-program prioritas juga bahwa kita harus menggencarkan EBTKE, sumur bor, segala macam," kata Ego, di Jakarta.
Ego mengungkapkan, awalnya Kementerian ESDM mengusulkan pembangunan jaringan gas 118 ribu sambungan pada 2018 untuk 20 kota. Namun karena ada realokasi anggaran, pembangunannya dipangkas menjadi 78 ribu sambungan untuk 17 kota.
"Sehingga yang tadinya untuk 118 ribu kan dan 20 kota turun menjadi 17 kota sambungan kalau enggak salah 78 ribu," paparnya.
Ego mengungkapkan, anggaran pembangunan jaringan gas direlokasi untuk pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), serta pengeboran sumur air bersih.
"Anggaran pemerintah kan terbatas. Bisa dibayangin nih ini satu yang positif nih anggaran ESDM itu cuma 6,4 triliun, 56 persen kembali kepada masyarakat berupa jaringan gas, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kembali kepada masyarakat," tutur Ego.
Advertisement