Anak Papua Generasi Harapan Bangsa, Harus Bebas dari Campak

Gizi buruk dan campak yang tengah mendera anak-anak di Asmat harus segera ditangani. Bagaimana juga, anak Papua adalah generasi bangsa

oleh Katharina Janur diperbarui 20 Jan 2018, 16:00 WIB
Pemberian asupan makanan tambahan pada anak penting dalam proses penanganan gizi buruk (Dok. Kemenkes RI)

Liputan6.com, Jakarta Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat mengundang simpati berbagai pihak. Pengiriman obat-obatan, makanan tambahan, pakaian bayi dan balita, hingga fasilitas kesehatan terus berdatangan.

Salah satunya dari PT Pertamina (Persero) MOR VIII Maluku-Papua yang menggelontorkan dana Rp1,8 miliar untuk pemulihan kesehatan di Asmat.

"Kami juga memberikan bantuan kapal cepat yang berfungsi sebagai ambulans serta bantuan ibu hamil dan balita di tiga lokasi," kata Unit Manager PT Pertamina (Persero) MOR VIII Maluku-Papua, Eko Kristiawan.

Bantuan dari Pertamina sebagai penunjang pelayanan kesehatan di Asmat, agar ke depan kejadian serupa tak terjadi lagi.

"Kami melakukan upaya penanggulangan aksi cepat tanggap, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan," kata Eko menambahkan.

 


Bantuan Lain untuk Masyarakat Asmat karena KLB Campak

Satgas Kesehatan TNI memberi bantuan pengobatan wabah penyakit di Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (19/1). Tim terdiri atas Pusat Kesehatan TNI dan TNI AD, Dinas Kesehatan TNI AL dan TNI AU bersama dinas kesehatan setempat. (LIputan6.com/Pool/Puspen TNI)

Tak sampai di situ. Perhatian untuk Asmat juga datang dari Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI George Elnadus Supit, yang juga sebagai Panglima Komando Pelaksana Operasi (Pangkolakops) Satgas kesehatan KLB Asmat, untuk terbang selama satu jam dari Agats ke Distrik Pantai Kasuari guna melihat kondisi masyarakat setempat.

"Anak-anak Papua harus sehat. Merekalah generasi harapan bangsa Indonesia,” kata Panglima Kodam Cenderawasih yang didampingi Ketua Persit KCK PD XVII/Cenderawasih, Ibu Sandra George Elnadus Supit yang ikut memberikan bantuan dalam kegiatan tersebut.

Kodam Cenderawasih pun menerjunkan 73 Babinsa untuk melakukan penyuluhan pola hidup sehat kepada masyarakat di Asmat.

"Program sosialisasi kesehatan ini telah berlangsung hingga ke kampung. Hanya saja, kami kan memiliki keterbatasan dalam hal penanganan medis, misalnya memberikan vaksin imunisasi, karena babinsa tidak dibekali hal seperti itu," kata Panglima Kodam Cenderawasih menjelaskan.

 


Masalah Campak dan Gizi Buruk Asmat Terus Dipantau

Sejumlah warga dan anak mereka antre mendapatkan pengobatan dan vaksin campak di Kabupaten Asmat, Papua, Jumat (19/1). Satgas Kesehatan TNI menyalurkan bantuan berupa vaksin ke kampung-kampung terpencil di Kabupaten Asmat. (LIputan6.com/Pool/Puspen TNI)

Pihaknya akan terus memantau perkembangan wabah campak dan gizi buruk di Asmat, termasuk akan menambah jangka waktu penugasan kepada dokter dan para medis yang tersebar di 19 distrik yang terkena wabah itu.

 "Saat ini penugasannya 10 hari penanganan. Tapi, jika masih ada warga yang ditemukan dan perlu hal penanganan, kami akan tambah 10 hari lagi. Jika belum cukup akan ditambah lagi, sesuai dengan kebutuhan di lapangan," ucapnya.

Hingga saat ini, puluhan ton makanan tambahan, obat-obatan, serta pakaian bayi dan balita telah tersalurkan kepada warga di setiap distrik. Penyaluran tersebut dilakukan dari Timika menuju Asmat, dengan mengerahkan dua helikopter TNI jenis Bolco dan Bell, serta melibatkan kapal penumpang dan pesawat dan helikopter milik PT Freeport Indonesia.

(Katharina Janur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya