Selamat Datang di Desa Atas Awan, tapi Full WiFi

Selama ini, program dari Dinas Pariwisata lebih didasarkan pada asumsi, Wali Kota Semarang mengubahnya dengan memfasilitasi ide warga.

oleh Edhie Prayitno IgeFelek Wahyu diperbarui 21 Jan 2018, 17:19 WIB
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berpose dengan gitar di salah satu spot foto atas awan Desa Wisata Kandri. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Negeri di awan? Ya, berfoto di atas awan adalah salah satu gaya hidup di media soial. Gaya hidup dengan menempatkan sebuah titik wisata layak dikunjungi atau tidak berdasarkan spot foto yang tersedia.

Atas hal ini, Desa Wisata Kandri di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, terus melengkapi diri dengan berbagai fasilitas yang ada.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menginisiasi langsung memenuhi selera para pelancong tersebut dengan menyiapkan sejumlah rumah tinggal (homestay) bagi para pelancong. Menurutnya, setelah desa tersebut ditetapkan sebagai desa wisata, masyarakat menginisiasi dengan membuat berbagai spot foto yang instagramable.

Setelah ditetapkan dengan SK Wali Kota Semarang No. 690/211 Tahun 2012 ini, menurut dia, tugas pemerintah berikutnya adalah memfasilitasi masyarakat.

"Saya sebut memfasilitasi, karena mereka yang berhubungan langsung dengan pelancong, sedangkan program pembangunan wisata di masa lalu kan hanya berdasar asumsi saja," ucap sang wali kota yang akrab disapa dengan panggilan Hendi, Minggu (21/1/2018). 

Yang dimaksud asumsi adalah program yang dijalankan dinas, sering terpisah dari kebutuhan riil masyarakat. Hendi mencontohkan bahwa berbagai spot foto seperti salju, negeri atas awan, dan sakura di Dusun Talun Kacang, Desa Wisata Kandri itu atas inisiasi warga, setelah melihat kebutuhan pelancong.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melihat air di Wadung Jatibarang seusai meresmikan homestay dengan wifi gratis. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Berbagai survei memang menunjukkan bahwa ekonomi yang cukup tinggi pergerakannya adalah leisure economic (ekonomi kesenangan). Dalam leisure economic itu, ada kebanggaan jika seseorang sudah bisa berkeliling ke banyak tempat.

"Spot-spot foto ini cocok. Hasil survei menunjukkan 2/3 wisatawan tertarik datang ke sebuah tempat karena tempatnya instagrammable," kata Hendi.

Desa Wisata Kandri menjadi salah satu perangkap untuk menangguk rupiah dari para pelancong. Negeri atas awan hanya salah satu dari banyak tawaran.

 

 


Wifi Gratis

Kepala Dinas yang mendampingi Wali Kota Semarang, terlihat canggung mengikuti gaya Hendi yang sudah jadi selebgram. (foto: Liputan6.com/felek wahyu)

Melihat perkembangan Desa Wisata Kandri, Hendi berkeinginan agar desa tersebut menjadi sebuah tempat yang nyaman bagi pelancong. Selain kebutuhan sandang, pangan, dan papan, masyarakat sekarang butuh jaringan internet berkecepatan tinggi dan stabil.

Masyarakat Desa Wisata Kandri ini harus terus didorong dan difasilitasi agar lebih dikenal. Berbagai homestay yang ada harus dilengkapi dengan jaringan WiFi gratis berkeceopatan tinggi.

"Berbagai spot foto yang ada kan bias langsung diunggah ke media social," kata Hendi.

Desa Wisata Kandri memiliki topografi yang unik. Berada di perbukitan, karena bentuknya perbukitan yang di tengahnya ada waduk, yaitu Waduk Jatibarang.

Selain itu, di tengah waduk ada sebuah "pulau" yang dihuni ratusan kera ekor panjang (Macaca fascicularis). "Pulau" di tengah waduk itu memiliki sebuah gua.

"Ini jelas sangat unik dan mungkin satu-satunya di Indonesia atau dunia," tutur Hendi.

Saat ini di Desa Wisata Kandri tersedia 355 kamar yang disediakan oleh sekitar 200-an homestay. Dari 200 homestay itu, 138 homestay dilengkapi dengan WiFi gratis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya