Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengeluh sempat tak bisa dekat dengan istrinya. Gara-garanya, ia maju kembali menjadi calon di Pilgub Jawa Tengah.
Istri ganjar sendiri merupakan pegawai negeri sipil (PNS). Predikat itu menyebabkannya harus menjaga netralitas di pilkada.
Advertisement
Ganjar mengeluh, ia bahkan tidak bisa berfoto bersama istrinya. Ia menilai, kasus yang dialaminya telah mendorong perubahan. Ganjar berpendapat makna netralitas PNS tidak boleh membabi buta.
"Aku menjadi tidak enak banget rasanya, kok berlebihan," katanya di Temanggung, seperti dilansir Antara, Minggu (22 Januari 2018).
Ganjar mengatakan hal tersebut usai mengikuti gowes dalam Sport Day Temanggung. Sebagai seorang istri, menurut Ganjar, lumrah bila istrinya bersikap tidak netral.
"Tetapi saya kira dia punya etika karena sejak awal melakukan cuti dan akhirnya kemarin sudah muncul surat dari Kemendagri," katanya.
Istrinya, Siti Atikoh, telah mengajukan cuti sebagai pegawai negeri sipil. Langkah itu diambil agar bisa mendampinginya dalam masa kampanye mendatang.
"Kemarin sempat terjadi kontroversi, istri saya dipanggil Bawaslu gara-gara ikut mendaftar ke KPU dianggap tidak netral sebagai PNS," katanya.
Politisi PDIP ini sampai menghubungi Kemenpan, Kemendagri, KPU, dan Bawaslu. Ia memberikan klarifikasi menyusul teguran dari Bawaslu Provinsi Jateng terhadap istrinya.
"Semua saya telepon, kenapa istri saya tidak boleh mendampingi saya. Konteks netralitas mesti dalam arti luas, kalau mendampingi suami jangan dilarang, karena istri saya cuti di luar tanggungan negara, tidak mikir pangkat dan gaji," tegas Ganjar.
Larangan Kampanye
Ia juga mempertanyakan larangan berkampanye di lembaga pendidikan. Ganjar menyampaikan langsung ke KPU, ketika mereka melakukan coklit di rumahnya.
"Bayangkan kita kampanye di kampus, berdebatnya malah lebih intelektual," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini
Advertisement