Jokowi Ingin Petani Jual Beras

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin para petani menjual hasil panennya dalam bentuk beras, bukan lagi hanya gabah.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jan 2018, 09:45 WIB
Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar segmen Pelabuhan Bakauheni-Simpang Susun Bakauheni dan Simpang Susun Lematang-Simpang Susun Kotabaru, di Bakauheni, Lampung (Foto: Setkab)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin para petani menjual hasil panennya dalam bentuk beras, bukan lagi hanya gabah. Sebab keuntungan terbesar dari menanam padi sawah terjadi saat pasca panen bukan pada saat panen.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika berbicara pada Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Terintegrasi di Kawasan Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji, Minggu 21 Januari 2018. Selama ini, kata dia, petani mengurus sawah dengan mengairi, memupuk dan panen, setelah itu menjualnya dalam bentuk gabah.

"Padahal keuntungan besar itu pada saat jadi beras. Jadi saya sampaikan agar jualnya dalam bentuk beras. Syukur sudah dikemas. Ini di penggilingan padi modern ini bisa dilakukan,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (22/1/2018).

Di lokasi Kawasan Transmigrasi, KTM Kabupaten Mesuji, terdapat pabrik penggilingan padi. Presiden ingin melihat produktivitas dari penggilingan padi tersebut.

"Saya mau lihat dulu apa kapasitas di sini cukup atau enggak. Kalau enggak bisa ditambah. Bermanfaat atau tidak bermanfaat. Kalau tidak sudah tinggalkan. Kalau bermanfaat akan dibesarkan lagi sehingga kapasitasnya memenuhi yang ada di masyarakat," kata dia.

Saat ini, ‎gabah yang dihasilkan petani hanya dihargai sebesar Rp 3.500 setiap kilogram (kg). Sedangkan harga beras berada di kisaran Rp 10 ribu-Rp 11 ribu per kg.

"Ini yang perlu kita lakukan bersama-sama sehingga sekali lagi produk pertanian kita tidak ketinggalan zaman. Ada pengerjaan setelah panen, pengeringan, digilang, dikemas baik apalagi diberi nama baik juga dikemas dalam kelompok besar petani, diberi merek. Itu akan memberi nilai tambah dengan menaikkan harga," jelas Jokowi.

Selain itu para petani harus mulai memikirkan untuk menjual hasil sawahnya tidak hanya di sekitar Mesuji. "Kalau dikemas yang baik orientasinya bisa dijual ke provinsi lain, bisa ke Lampung, bisa ke luar pulau atau kalau berasnya organik sekarang ini permintaan ekspor juga banyak sekali," lanjut dia.

Penjualan dapat dilakukan secara online melalui e-commerce dan media sosial. "Mulai harus seperti itu. Jadi pembelinya tidak sekitar itu kalau mulai online semua orang seluruh Indonesia, dunia, bisa membeli," kata dia.

Jokowi juga mengingatkan pentingnya petani melakukan konsolidasi dalam kelompok besar sehingga memiliki skala produksi yang besar. "Jangan bergerak sendiri akan sulit. Kalau bisa berproduksi dalam skala besar nanti petani bisa bersaing," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Jokowi Beri Bantuan Penambahan Sarana Mengajar di Itera

Presiden Jokowi memberikan pertanyaan kepada warga usai membagikan sertifikat saat kunjungan kerjanya di GOR Way Handak, Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (21/1). (Liputan6.com/Pool/Laily Rachev-Biro Pers Setpres)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menambah sarana belajar-mengajar di Institut Teknologi Sumatera (Itera).

"Dalam rangka menyongsong revolusi industri, kita tambah gedung belajar mengajar dan laboratorium," kata Jokowi dalam kunjungannya di Itera, Bandar Lampung, seperti dilansir Antara, Minggu, 21 Januari 2018.

Dia mengatakan, Indonesia saat ini sangat membutuhkan perekayasa di sejumlah hal yang bersifat fisikal. Tujuannya, lanjut Mantan Gubernur DKI ini, untuk percepatan pembangunan di segala lini.

Dengan begitu, percepatan ekonomi di setiap wilayah bisa terpacu. "Itera sangat besar lahannya, ada tujuh embung yang sangat baik digunakan untuk serapan air," kata Jokowi.

Tambahan gedung bagi Itera yaitu dua gedung untuk asrama, tiga gedung untuk sarana belajar mengajar dan satu gedung untuk laboraturium.

Sementara itu, Rektor Itera Ofyar Z. Tamin mengatakan bantuan ini datang dari Presiden. Pembangunannya akan dilakukan Kementrian PUPR dan BUMN.

"Pembangunan dilakukan oleh Kementrian PUPR dan CSR dari BUMN," kata dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya